Page 30 - SD_Bohong Merinang
P. 30

“Bu,  ini  sekadar  penyambung  hidup  selama
            beberapa hari. Harap diterima, ya!” katanya kepada ibu

            Simpersah.

                “Tuan  sungguh  baik  hati,  tetapi  maaf,  saya  tidak

            dapat  menerima  pemberian  Tuan  ini,” kata  sang ibu
            sambil menyorong tangan sang juragan yang memegang

            beberapa lembar uang.

                Tatapan  mata  ibu  Simpersah  yang  meyakinkan

            membuat sang juragan memahami prinsip dalam dirinya,
            “Baiklah,  saya  tidak  akan  memaksa.  Kami  pamit,  ya!

            Percayalah, Simpersah akan baik-baik saja nanti. Saya

            akan menyekolahkannya di kota supaya ia pandai dan

            punya masa depan. Saya harap ibu bisa ikhlas, ya.”
                Sang  juragan  menarik  tangan  Simpersah  dengan

            pelan  kemudian  menggandengnya  dan  berjalan

            meninggalkan  gubuk  ibunya.  Anak  laki-laki  kecil  itu

            menurut  saja.  Ia  mencoba  tetap  tegar  meskipun
            perpisahan  ini  benar-benar  meremukkan  hatinya.

            Selangkah,  dua  langkah,  hingga  langkah  kedelapan,

            Simpersah  kecil  menoleh  ke arah  ibunya.  Didapatinya

            sang ibu tersenyum dari kejauhan. Tadinya, masih ingin





            20
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35