Page 25 - SD_Bohong Merinang
P. 25

cahaya,  sedangkan  untuk  menerangi  pekarangan
            rumah,  mereka  memasang  obor  kecil.  Hanya  rumah

            Simpersah dan ibunya yang tetap dalam keadaan gelap

            gulita. Dalam kondisinya yang sangat miskin, jangankan

            untuk  membeli  minyak  untuk  lampu,  dapat  memenuhi
            kebutuhan makan sehari-hari saja, mereka sudah sangat

            bersyukur.  Suasana  rumah  yang  tanpa  penerangan

            adalah  hal  yang  biasa  bagi  Simpersah.  Kondisi  itu

            tetap ia nikmati. Toh, ia masih bisa menikmati sedikit
            cahaya dari lampu obor tetangga yang mereka pasang

            di pekarangan.   Suara  binatang  malam  bernyanyi

            sesuka  hatinya  seakan  menghibur  hati  manusia  yang

            seharian lelah bekerja. Simpersah tampak seorang diri
            membersihkan peralatan kerjanya di depan gubuk.

                “Simpersah,  apakah  engkau  sudah  makan?”  tanya

            ibunya dari dalam gubuk mereka.

                “Sudah,” jawabnya.
                “Masuklah  kemari  sebentar!  Ibu  ingin  bicara

            padamu,” ajak ibunya.

                Simpersah meletakkan peralatan kerja di tepi gubuk.

            Ia lalu masuk ke dalam gubuk menemui ibunya.





                                                                       15
   20   21   22   23   24   25   26   27   28   29   30