Page 28 - SD_Danau Laut Tador
P. 28

Tador tersenyum. “Kasihan juga ayam itu ya, Yah,”
            katanya.

                 “Dia  ‘kan  dipotong  karena  ibadahnya.  Ini  adalah
            peran  dia  dalam  kehidupan.  Menolong  manusia

            menyambung  hidup.  Memberikan  rezeki  kepada
            manusia.  Oleh karena  itulah,  sebelum dipotong kita

            berdoa.  Bismillahi  wallahu  akbar.  Begitu  sunnahnya
            supaya daging ayam itu halal kita makan,” jelas ayah.

            Tador pun mengangguk-angguk.
                 “Ada satu lagi itu, masih berani?” sambung ayah.

                 Tador mengangguk pasti. “Siapa takut?” balasnya.
                 “Ya sudah, ambil ayam itu dan letakkan di ember.

            Terus kasih ke ibumu!”
                 Tador sigap melaksanakan perintah itu. Dia pegang

            ayam itu dan dimasukkannya ke ember. Lalu, ia antar ke
            dapur.  Ibu  menyambutnya  dengan  suka  cita.  Terlihat

            ada air panas di ember lainnya.
                 “Ini air panas untuk rendam ayammu itu, kita kan

            harus mencabut bulu-bulunya,” jelas ibu tanpa diminta.
                 “Kok air panas?”

                 “Iya  Tador,  biar  bulunya  tidak  begitu  lengket.
            Kalau  dengan  air  dingin,  bisa  lebih  lama.  ’Kan  kamu

            sudah tidak sabar memakannya?”



                                        20
   23   24   25   26   27   28   29   30   31   32   33