Page 30 - SD_Danau Laut Tador
P. 30

membuat ia lebih paham. Dia lebih tenang memegang kaki
            dan sayap ayam. Posisinya pun otomatis mengarahkan

            ayam  ke kiblat.  Pun, ketika  ayah  mulai  berdoa  dan
            memotong,  tanpa  diperintah  dia  sudah  tahu  saatnya

            melepaskan ayam itu ke tanah. Termasuk, ketika ayam
            sudah  lunglai,  dia  mengambil  dan  memasukannya  ke

            dalam ember serta kemudian membawanya ke dapur.
                 “Ayam sudah selesai, ’kan? Nah, sekarang tugasmu

            Tador, cari bunga, ya. Di rumah ibu yang dekat masjid itu
            ’kan ada bunga melati dan mawar, jadi bilang kepadanya

            bahwa Ibu yang minta. Ambilkan secukupnya ya, Nak,”
            pinta ibu.

                 “Siap,  Bu, tetapi  di  rumah  kita  ’kan  juga  ada
            bunga,” balas Tador.

                 “Biar tambah wangi, Nak. Di rumah kita ‘kan cuma
            ada bunga jarum atau asoka. Ibu sudah bawa beberapa

            bunga, daun jeruk, pandan, dan jeruk purut dari ladang.
            Jadi, melati dan mawar itu untuk melengkapi biar besok

            kita makin wangi.”
                 Tador  mengangguk  pasti  dan  langsung  bergegas.

            Dia tidak hanya berjalan, tetapi berlari kencang menuju
            rumah tetangga yang dimaksudkan ibunya.






                                        22
   25   26   27   28   29   30   31   32   33   34   35