Page 158 - Alohomora - Smandel XII IPS 1
P. 158
Kringgg!!!!!
Bel istirahat pun berbunyi, semua murid di kelas langsung bergegas
pergi ke kantin, termasuk Diva dan Nessa. Lalu, kelas menjadi sepi dalam
sekejap dan hanya ada beberapa orang di kelas, termasuk Florence dan Reva.
Mereka membawa bekal dari rumah."Kamu bawa bekal dari rumah juga ya,
buatan sendiri?" tanya Reva sambil melihat makanan Florence yang terlihat
sedikit menggoda,bekal Florence berisi ayam goreng tepung dengan telur
gulung dan sosis yang berbentuk gurita, yang paling menarik adalah sebuah
nasi yang berbentuk panda yang lucu.
"Iya, karna gue tinggal sendiri jadi gue harus bisa masak sendiri. Mau
coba?" Florence menawarkan bekalnya ke Reva, Reva yang mendengar
Florence membuat Reva benar- benar ingin coba makanan Florence.
Reva menelan ludahnya dan menatap Florence dengan mata terbinar-
binar, "Serius, boleh?" tanya Reva, Florence pun mengangguk. Akhirnya Reva
mengambil satu potongan ayam goreng tepung dari kotak bekal Florence dan
memakannya. Seketika Reva terdiam setelah memakan ayam goreng tepung
buatan Florence."Rasanya kurang enak, ya?" tanya Florence yang terlihat
gelisah karena Reva terdiam saat mengunyah ayamnya."Ini ayamnya kamu
bumbuin sendiri?" tanyabalik Reva."I-iya, emang kenapa? engga enak, ya?"
Reva pun menelan karage buatan Florence.
"Enak bangettt gilaa!!!o((^▽^))o kamu pinter masak ya!! Enak banget,
pengen nangis rasanya," seru Reva yang mulaimeneteskan air matanya."Bagus
deh. Kalo enak," Florence menghela napas dan tertawa melihat Reva yang
menangis hanya karena itu.Setelah jam istirahat istirahat, mereka tidak tahu
harus melakukan apa, walaupun mereka mungkin disuruh untuk belajar tapi
Florence sudah menguasai pelajaran inti kelas X IPA, sedangkan Reva belum
menguasai semuanya. Sedangkan yang lain sibuk mencoba mempelajari
pelajaran yang harus dikuasai. Akhirnya Florence dan Reva hanya bisa
berdiam memainkan handphone dan berbincang-bincang."Florence, boleh
engga aku minta nomortelfon-mu? Biar bisa saling menghubungi," pinta
Reva.“Boleh,” mereka saling bertukar nomor telepon masing-masing."Gue
juga mau dong,""Gue juga," sahut mereka berdua dengan menyodorkan
handphone mereka.
"Okee," jawab Reva, mereka saling bertukar nomor handphone. Nessa
menatap nomor handphone Reva dengan lekat-lekat, "nomor telfon lo mudah
diingat ya," ucap Nessa. Reva lalu tersenyum, hehe.Setelah bertukar nomor
telfon, Reva senyum-senyum sendiri menatap ke arah handphonenya, kali ini
akhirnya dia punya nomor kontak selain keluarga-nya. Tidak apa kan untuk
senang karena hal itu."Seneng banget kah dapat nomor dari kami?" tanya
Florence sambil tertawa kecil."Iya lah, seneng, ini pertama kalinya akupunya
146