Page 157 - Alohomora - Smandel XII IPS 1
P. 157

pengurus kelas berarti akan sedikit menambah beban. Apalagi Reva diam-diam
           memiliki  sesuatu  yang  ingin  dia  tuju.  Tapi  dia  ingat  dengan  perkataan Tera,
           "nikmati  masa  mudamu,  apalagi  setelah  tiga  tahun  kamu  baru  bisa  sekolah
           seperti  biasa.  Lakukan  apa  yang  kamu  ingin,"  mendengar  perkataan  Tera,
           maka dia ingin melakukan hal yang dia suka, karena Reva hanya memiliki tiga
           tahun.  Jadi  dia  harus  memanfaatkan  waktu  itu  dengan  benar.Reva  pun
           tersenyum.  "Oh,  baiklah,"  pemilihan  ketua  kelas  pun  dimulai.  Ketua  kelas
           yang terpilih adalah Farel Mallory, laki-laki yang mempersiapkan salam tadi,
           karena dia  terpilih mendapatkan  dukungan  dari teman  sebangkunya. Tempat
           duduknya  tidak  jauh  dari  Reva, hanya  satu  baris  disampingnya.  Lalu,  Wakil
           ketua  kelasnya  adalah  Vivian  Chalondra,  dia  mencalonkan  dirinya  sendiri,
           tempat duduknya beda dua barisdengan Reva dan sama duduk di paling depan
           seperti  Reva.Kemudian  sekretaris,  bendahara,  dan  seksi  lainnya  pun  sudah
           ditentukan."Danau yang Indah Tanpa Air"
                 Pada akhirnya, Reva memilih untuk tidak menjadi pengurus kelas. Dia
           tidak jadi menjadi sekretaris, bukan karena dia mengikuti Florence, tapi karena
           dia  ingin  menikmati  masa  mudanya  dengan  cara  lain,  dan  itu  tidak  harus
           dengan  menjadi  pengurus  kelas."Pengurus  kelas  sudah  ada,  soal  piket,
           pengurus kelas yang atur. Besok ibu harap udah ada yang piket ya. Kalau mata
           pelajaran, sekretaris besok ambil di meja ibu. Kalau engga tahu meja ibu, tanya
           aja sama guru lain. Udah itu aja. Oh iya, saran ibu kalian lebih baik belajar dari
           sekarang,  walaupun  mata  pelajaran  dan  materi  belum  dapat.  Berusahalah!
           Kalian masuk akademi ini demi masa depan kalian kan? Jadi bisa dong? Kalau
           gitu, ibu pergi dulu. Jangan rame ya," nasihat Bu Gea dengan santai. Bu Gea
           pun pergi dari kelas. Kelas pun menjadi hening setelah Bu Gea pergi, tetapi
           Farel memecahkankeheningan itu.
                 "Pengurus  kelas,  ayo  kumpul  bahas  soal  piket  kelas,"  teriak  Farel
           memanggil  pengurus  kelas  lainnya.  Mereka,  pengurus  kelas  berkumpul  di
           belakang  kelas  yang  kosong,  sedangkan  mereka  yang  bukan  pengurus  kelas
           mulai berbicara satu sama lain, seperti Reva dan Florence."Florence, hari ini
           kita  cuma  perkenalan  aja,  ya?"  tanya  Reva.Florence  mengangguk,  "Iya,  jadi
           hari  ini  kita  pulang  cepat,  kalau  engga  salah  jam  12  kita  baru  bisa  pulang.
           Besok  kita  baru  pulang  sekitar  jam  dua  siang,  karna  sekolah  mau  promosi
           eskul-eskulnya,"  Reva  mulai  bersemangat  dan  tidak  sabar  untuk  besok.
           Apalagi di Akademi Dandelions banyak ekstrakurikuler yang bagus."Lo nanti
           mau masuk eskul apa?" tanya Florence dengan penuh penasaran. Reva mulai
           berpikir, karena banyaknya eskul jadiReva menjadi bingung ingin masuk eskul
           yang mana."Engga tahu, aku masih bingung karena banyak banget, mungkin
           besok  aku  baru  tahu  mau  masuk  eskul  apa,"  jawab  Reva  dengan  ragu-ragu,
           Tentu saja, tidak Reva saja, Florence, Diva, dan Nessa bingung ingin masuk
           eskul apa nanti. Florence, Diva, dan Nessa mengangguk kepala bersamaan dan
           tertawa bersama.

                                                                        145
   152   153   154   155   156   157   158   159   160   161   162