Page 19 - GEOGRAFI MELLY HAMSAR
P. 19
berbentuk bulat. Kemudian Heraclides (±320 SM) berpendapat bahwa bumi
berputar pada sumbunya dari barat ke timur. Pada masa itu juga sudah
dikenal adanya beberapa zona iklim meski pada waktu itu belum diketahui
bahwa kondisi tersebut merupakan akibat dari letak sumbu bumi yang miring.
Kemudian dikembangkan lagi oleh Herodotus (485-425 SM) ahli
filsafat dan sejarah Yunani dari Messana yang membuat laporan geografi
sekitar wilayah Timur Tengah. Orang yang pertama kali menguraikan seluk-
beluk keadaan suatu tempat, yang kemudian dinamakan topografi. Ia
mengemukakan, hubungan perkembangan masyarakat dengan faktor-faktor
geografi di wilayah yang bersangkutan sangat erat. Ia menganjurkan
dilakukan penulisan hubungan antara keduanya. Pada tahun 450 SM ia
membuat peta dunia dan membagi dunia menjadi tiga bagian, yaitu Eropa,
Asia, dan Libya (Afrika). Peta Herodotus tersebut sangat sederhana bila
dibandingkan dengan peta yang kita kenal sekarang. Berdasarkan
pandangannya, di satu pihak ia dianggap sebagai ahli sejarah, sedangkan di
lain pihak ia juga dipandang sebagai ahli geografi. Paham geografinya bersifat
filosofis. Herodotus juga menulis tentang keadaan alam dan bangsa Mesir.
Berkenaan dengan bentuk bumi, ia mempunyai pandangan bentuk bumi
adalah bulatan yang tersusun oleh dua lapis bulatan, yaitu lapis pertama
terdiri dari zat padat dengan air dan lapis kedua yang mengelilingi lapis
pertama terdiri dari uap pada lapis bulatan pertama karena pengaruh panas
matahari. Peta yang dibuat Herodotus merupakan satu bulatan yang
mencakup benua-benua yang dikelilingi lautan.
Beberapa tokoh Yunani yang tertarik dengan masalah geografi seperti
Homerus, penjelajah berkebangsaan Yunani, ia menulis tentang keadaan
sekitar Laut Tengah sebagai hasil penjelajahannya. Pitheas (340 SM), berasal
dari Massilia (Marseile) Membuat uraian tentang perjalanan dari pantai Eropa
ke Inggris. Perkembangan awal geografi paling fenomenal adalah dengan
publikasi dari Eratosthenes (276-194 SM) dalam bukunya Geographica yang
menjelaskan bahwa pada dasarnya bumi itu bulat dan Eratosthenes telah
mampu menghitung keliling Bumi dengan hanya berselisih kurang dari 1%
keliling sebenarnya, yang kemudian diikuti oleh beberapa pemikir-pemikir
[7]