Page 22 - GEOGRAFI MELLY HAMSAR
P. 22
(Morfologi Bumi) sebuah koreksi terhadap karya Ptolemaeus. Kitab itu
menjadi landasan ilmiah bagi geografi muslim tradisional. Musa Al-
Khawarizmi (780 M-850 M) Ahli matematika yang juga geografer itu merevisi
pandangan Ptolemaues mengenai geografi. Bersama-sama 70 puluh
geografer, Al-Khawarizmi membuat peta globe (bola dunia) pertama pada
tahun 830 M. Pada abad yang sama, Al-Kindi juga menulis sebuah buku
bertajuk ‘Keterangan tentang Bumi yang Berpenghuni’.
Sejak saat itu, geografi pun berkembang pesat. Sejumlah geografer
muslim berhasil melakukan terobosan dan penemuan penting. Di awal abad
ke-10 M, secara khusus, Abu Zayd Al-Balkhi yang berasal dari Balkh
mendirikan sekolah di kota Baghdad yang secara khusus mengkaji dan
membuat peta bumi. Di abad ke-11 M, seorang geografer muslim termasyhur
dari Spanyol Abu Ubaid Al- Bakri berhasil menulis kitab di bidang geografi,
yakni Mu’jam Al-Ista’jam (Eksiklopedi Geografi) dan Al-Masalik wa Al-Mamalik
(Jalan dan Kerajaan). Buku pertama berisi nama-nama tempat di Jazirah Arab.
Sedangkan yang kedua berisi pemetaan geografis dunia Arab zaman dahulu.
Pada abad ke-12, geografer Muslim, Al-Idrisi berhasil membuat peta
dunia. Al-Idrisi yang lahir pada tahun 1100 di Ceuta Spanyol itu juga menulis
kitab geografi berjudul Kitab Nazhah Al-Muslak fi Ikhtira Al-Falak (Tempat
Orang yang Rindu Menembus Cakrawala). Kitab ini begitu berpengaruh
sehingga diterjemahkan ke dalam bahasa Latin, Geographia Nubiensis. Ahli
geografi kesohor pada zamannya, yang juga dikenal sebagai ahli zoologi.
Seabad kemudian, dua geografer muslim yakni, Qutubuddin Asy-Syirazi (1236
M-1311 M) dan Yaqut Ar-Rumi (1179 M-1229 M) berhasil melakukan
terobosan baru. Qutubuddin mampu membuat peta Laut Putih atau Laut
Tengah (Mideteranian) yang dihadiahkan kepada Raja Persia. Sedangkan,
Yaqut berhasil menulis enam jilid ensiklopedi bertajuk Mu’jam Al-Buldan
(Ensiklopedi Negeri-Negeri).
Penjelajah Muslim asal Maroko, Ibnu Battuta di abad ke-14 M
memberi sumbangan dalam menemukan rute perjalanan baru. Hampir
selama 30 tahun, Ibnu Battuta menjelajahi daratan dan mengarungi lautan
untuk berkeliling dunia. Penjelajah Muslim lainnya yang mampu mengubah
[10]