Page 75 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 75
Saya hanya berdiri dari balik jendela di samping pintu
kamar saya, menggelengkan kepala saya atas tingkah
mereka.
“Siapa yang menggerakkan mereka sampai seperti itu,
Mas? Sudah sebulan lebih, setiap sore mereka seperti
itu…” Kata Leni sambil menggendong si Buyung.
“Saya tidak tahu, Len,” jawab saya.
“Hutang kita sudah lunas, seharusnya kita lega dan bebas.
Tapi sekarang jadinya begini, rasanya jauh lebih buruk!”
“Sardi sekarang di mana, mas?”
“Menjalankan rencana besar berikutnya, Len. Katanya
sekarang dia mau membuat merchandise tentang saya!”
kata saya sambil memegang kepala saya.
Pusing rasanya!
“Ini semua harus dihentikan, mas,” kata Leni.
Saya terdiam sambil mata saya tetap awas dari balik
jendela, kalau-kalau ada tamu lagi yang datang mencari
saya. Bukan jenis tamu yang dulunya menagih hutang ke
saya, tetapi tamu yang justru datang meminta
pertolongan.
Sudah dua hari ini, saya meminta Leni mengatakan
kepada mereka bahwa saya sedang beristirahat karena
kelelahan. Kelompok aneh itu malah berkata bahwa saya
73