Page 71 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 71

agar diberikan tugas liputan lapangan, dan malah selalu
            berakhir dengan tugas menulis artikel-artikel ulasan film
            dan  gaya  hidup  selebriti.  Alasannya  selalu  sama,  saya
            belum  siap,  banyak  bahaya  karena  saya  seorang
            perempuan,  dan  sederet  basa-basi  lainnya.  Dan
            sekarang,  baru  saja  pak  Broto  mengatakan  saya  diberi
            tugas di lapangan?

            “Iya,  kamu  jangan  terlihat  kaget  begitu  dong,”  kata  pak
            Broto.


            “Tidak  sih,  pak…akhirnya  saya  bisa  jadi  wartawan
            sejati…” Kata saya setengah berbisik.

            Tanpa saya sadari, perkataan saya itu terdengar oleh pak
            Broto.

            “Memangnya  dari  awal  masuk  ke  sini,  kamu  jadi  apa?
            Memangnya  ada  yang  disebut  wartawan  banci?”  tanya
            pak Broto.

            “Asal ngomong aja kok, pak Broto…” Jawab saya sambil
            tersenyum paksa.


            “Wartawan itu menulis untuk menyampaikan kebenaran,
            Non! Meski di awal karir kamu hanya menulis artikel film
            dan gaya hidup selebriti, tapi yang kamu sampaikan juga
            kan kebenaran untuk pembaca kamu. Sama pentingnya
            dengan  artikel  di  halaman  depan  serta  kolom  lainnya.
            Bedanya, kamu di halaman belakang, sebagai penutup.”

            “I…iya…pak…” Kata saya sambil sedikit menunduk.

                                     69
   66   67   68   69   70   71   72   73   74   75   76