Page 69 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 69
“Besok masih akan kita lanjutkan?” tanya Leni.
“Orang-orang akan segera tahu kalau di lorong kompleks
ini ada orang sakti!” kata Sardi sambil menghitung
lembaran uang bagiannya.
*
“Nona, kamu dipanggil ke ruangan pak Broto!” suara Lily,
sekretaris bos terdengar dari interkom.
Dengan kesal, saya bangkit dari kursi, mengikat rambut
saya ke belakang, istilah bekennya model ‘pony tail’. Lalu
saya berjalan perlahan ke arah ruangan yang disekat kaca
di pojok deretan meja staf lainnya di kanan saya.
Oh, dipanggil pak Broto! Mau dikasih tugas apa sama
pimpinan redaksiku ini?
Artikel yang dimintanya saya selesaikan kemarin saja
masih belum tuntas. Sambil menghela napas, saya berdiri
di hadapan pintu itu, mengetuknya, lalu mempersilakan
diri saya sendiri masuk.
“Permisi, pak Broto,” sapa saya.
“Duduk, Nona,” jawabnya.
“Tunggu sebentar ya,” katanya lagi tanpa melihat ke arah
saya.
67