Page 67 - Seribu Alasan untuk Mati Hari Ini dan Kumpulan Cerpen
P. 67
“Mohon jangan sungkan kalau ada apa-apa, pak
Sabarudin bisa datang ke sini dan mencari saya lagi,” kata
saya sambil menjabat tangannya.
“Saya pamit dulu, pak Ito,” kata pak Sabarudin sambil
membungkuk hormat kepada saya.
“Terima kasih, pak Ito,” kata Leo yang masih keheranan
memandangi saya.
Mereka beranjak pergi, meninggalkan saya dan kontrakan
saya. Sardi pergi mengantarkan mereka berjalan kaki
keluar lorong kompleks ini, tempat mobil mereka diparkir
di tepi jalan besar.
“Kamu berhasil melakukannya, mas?” kata Leni yang tiba-
tiba muncul di samping saya, sambil menggendong si
Buyung.
“Iya, Len…” Jawab saya sambil mencium keningnya.
“Semudah itu membuat orang percaya kalau kamu sakti,
mas?”
“Semudah itu, Len, bagi orang-orang yang putus asa dan
berusaha mencari pegangan untuk keyakinannya,” kata
saya.
“Mereka percaya begitu saja semua hal yang kamu
ucapkan, mas?” tanya Leni.
“Iya, Len,” jawab saya.
65

