Page 43 - MAJALAH TUNAS 1-2020
P. 43
Dr. Susanti Sufyadi, S.Pd. M.A.
Koordinator Tim Substansi
Pembelajaran pada Pusat Asessmen
dan Pembelajaran Kemendikbud
karena mereka memiliki latar belakang
yang berbeda-berbeda, baik dari segi
dukungan sarana, gaya belajar maupun
kebutuhan belajar siswa.
Oleh karena itu, guru harus
menyiapkan moda pembelajaran dengan
berbagai moda, baik berbasis daring
maupun luring yang bisa digunakan oleh
jauh. Hal ini karena porsi terbesar dalam keberhasilan pembelajaran ada di semua siswa. “Jadi jangan hanya satu
dalam diri anak itu sendiri. “Di situ dia konsisten, komitmen, dan dia disiplin,” tetapi berbagai alternatif,” ujar Susanti.
kata Susanti.
Dalam mengembangkan perangkat
Menurut Susanti, ada tiga strategi pembelajaran yang dapat ajar guru juga harus mempertimbangkan
diimplementasikan guru guna meningkatkan keterlibatan siswa secara mandiri alokasi waktu yang diperlukan dalam
dalam belajar. Pertama pembelajaran berbasis aktivitas, kedua pembelajaran pembelajaran untuk mengukur jumlah
berbasis proyek, dan ketiga pembelajaran berbasis masalah. materi yang akan diberikan. Di sisi lain
Melalui ketiga strategi ini, lanjut Susanti, orang tua maupun pendamping mengalokasikan waktu membantu orang
dapat dengan mudah memantau aktivitas anak. Mereka juga bisa melihat tua dan siswa dalam mengatur waktunya
progres proyek yang sedang dilakukan anak. Sementara dengan pembelajaran sehingga mereka memiliki acuan dalam
berbasis masalah anak diharapkan bisa menyelesaikan masalah yang diberikan. melaksanakan pembelajaran. “Jadi tidak
“Pembelajaran ini lebih kontekstual juga kongkrit sehingga lebih bermakna,” ada yang terlalu lama, tidak ada yang
tuturnya. sedikit, dan tidak ada juga yang tidak
belajar,” tutur Susanti.
Ketiga strategi pembelajaran ini, kata Susanti, merujuk ke dalam berbagai
pembelajaran. Mulai dari literasi dan numerasi, pendidikan kecakapan hidup, Selanjutnya dalam membuat
spiritual dan keagamaan, aktifitas fisik, kegiatan rekreasional, dan penguatan perangkat ajar guru juga harus membuat
karakter budaya, penanganan Covid-19, Perilaku Hidup bersih dan Sehat panduan untuk memfasilitasi interaksi
(PHBS), dan Gernas Baku. “Inilah hal-hal yang dekat dengan kehidupan anak yang berguna sebagai wadah untuk
yang memang mereka butuhkan, terutama literasi dan numerasi,” ujar Susanti. interaksi guru dan siswa. “Walaupun
guru tidak ada di sana tetapi dengan
perangkat ajar ini siswa merasa ada
MENGEMBANGKAN PERANGKAT AJAR yang memandu dia dalam melakukan
aktifitas, ada yang memandu dia
Menurut Susanti, ada beberapa langkah yang perlu diperhatikan guru melakukan asessmen, dan ada yang
dalam mengembangkan perangkat ajar untuk mendukung anak agar bisa memberikan dia feedback,” Susanti
belajar secara mandiri. Pertama guru harus menetapkan kompetensi acuan menerangkan.
yang ingin dicapai oleh anak dalam pembelajaran. Salah satu contohnya
melalui penyederhanaan KD dengan menganalisis kompetensi inti (KI) dan KD Susanti menambahkan, dalam
pada kurikulum 2013. Mulai dari KD prasyarat, KD essensial, dan KD berulang. membuat perangkat ajar ini guru harus
Hal ini karena setiap KD memiliki porsi masing-masing dalam pembelajaran memiliki tujuan pembelajarannya yang
jarak jauh. berorientasi pada kompetensi yang
dapat terukur dan terlihat sehingga
“Jadi kita mau pakai yang mana kompetensinya apakah mau meruju
pendamping mengetahui apa yang akan
ke KD yang disederhanakan, apa mau KD penuh atau mau mengadaptasi,
dicapai. “Jadi yang dilihat bukan hanya
menyesuaikan dan mengembangkan. Silahkan putuskan di sekolah,” Susanti
hasil akhir saja, tetapi juga proses yang
menjelaskan.
dilakukan anak-anak,” ujar Susanti.
Kedua, lanjut Susanti, langkah yang harus diperhatikan guru dalam
mengembangkan perangkat ajar adalah mempertimbangkan kondisi,
kebutuhan, dan karakteristik pelajar. Guru harus bisa melihat kondisi pelajar
A. FAUZI RAMDANI
43
EDISI 1 | TAHUN I | JULI 2020