Page 41 - MAJALAH TUNAS 1-2020
P. 41
Webinar ini dimoderatori oleh
Dr. Romi Siswanto Fungsional
Perencana Muda Dit GTK
Dikdas.
Aini Khairani dalam ke-
sempatannya menyampaikan,
bahwa dalam menghadapi
anak yang baru masuk ke jen-
jang SD guru harus memasti-
kan lima aspek penting pada
anak. Hal ini agar proses pem-
belajaran bisa berjalan de-
ngan baik. Pertama, memasti-
kan nutrisi anak sudah cukup
dan tepat.
Kedua, guru harus memastikan lingkungan tinggal, baik
dari segi lingkungan di masyarakat maupun keluarga. Ketiga, GURU HARUS MENGENAL SISWA
guru harus mengetahui juga emosi yang membangun
Menurut Prof. Sudarwan, untuk mengenali kemampuan
mental anak, apakah positif atau negatif. Kemudian
siswa guru seharusnya melakukan penilaian diagnostik
keempat, guru harus mengetahui stimulus rasional yang
(asesmen diagnostik). Tujuannya untuk mengoptimalkan
diberikan kepada anak tepat, tentang benar dan salah.
potensi siswa yang tersembunyi menjadi potensi yang
Kelima, guru harus memastikan aktivitas fisik sesuai dengan
nyata. “Karena itu deteksi awal menjadi penting,” tutur Prof.
usia anak.
Sudarwan.
Menurut Ani, untuk menghadapi anak yang baru masuk Tanpa ada tes penilaian diagnostik, kata Sudarwan, guru
ke jenjang sekolah dasar, guru maupun orang tua harus dan siswa berada di dalam kebingungan. Mereka berada di
memberikan latihan emosi lebih banyak dibanding dengan wilayah abu-abu yang tak saling mengenali antar keduanya.
mengajarkan anak pengetahuan membaca, menulis, dan “Karena itu dengan adanya penilaian diagnostik tes itu akan
berhitung. Hal ini karena pada usia 3 sampai 7 tahun yang membuka wilayah abu-aba menjadi wilayah pencerahan
harus dikejar merupakan perkembangan emosi sebanyak paling tidak sebagian di antaranya,” ujarnya.
50 persen, 40 persen untuk perkembangan fisik atau
kemampuan psikomotorik. Sementara sisanya sebanyak 10 Prof. Sudarwan menyebut, tes ini memungkinkan guru
persen baru untuk kemampuan kognitif. untuk mengetahui kekuatan dan kelemahan siswa. Selain
itu hasil tes ini juga dapat membuat guru mengetahui
Ani mengingatkan, sebelum siswa masuk ke sekolah
derajat pengetahuan dan keterampilan individu pada
ada baiknya sekolah untuk melakukan wawancara terhadap
siswa sehingga mendorong mereka menjadi guru yang
orang tua tentang bagaimana mereka berinteraksi dengan
baik. “Guru yang baik itu memudahkan siswa belajar, bukan
anak selama ini. “Jadi sebeum SD kita liat sensorik, motorik,
memudahkan dia mengajar,” tuturnya. “Dan siswa yang baik
dan emosi anak,” ujar Ani.
adalah siswa yang tumbuh secara terus menerus menjadi
Untuk anak usia 7 hingga 11 tahun, Ani menjelaskan, pembelajar pada level tertentu yang mereka kehendaki,”
mereka sudah siap dengan kemampuan kognitif untuk Prof. Sudarwan melanjutkan.
belajar lebih spesifik dan belajar tentang kedisiplinan. Pada
Manfaat utama dari tes penilaian diagnostik ini, kata
usia ini sebanyak 50 persen yang harus dikejar merupakan
Prof. Sudarwan, memberikan guru kemudahan dalam
perkembangan kemampuan kognitif. Sementara untuk
merencanakan pembelajaran yang efektif dan efesien
perkembangan kemampuan emosi sebanyak 30 persen,
karena mereka tau sebagian dan karakter yang dimiliki
dan kemampuan fisik 10 persen. “Di sinilah kita baru bisa
siswa di kelasnya. Dengan begitu guru dapat membuat
kasih ilmu yang dalam tentang sesuatu,” ujarnya.
rencana pembelajaran yang bisa mengurangi rasa frustasi
Memasuki usia 11 hingga 15 tahun, lanjut Ani, anak-anak dan kebosanan yang dialami pelajar sehingga menjadikan
mulai memasuki masa remaja. Mereka perlu didampingi dan proses pembelajaran menjadi menyenangkan.
diasah dalam menemukan jati diri. Oleh karena itu, di usia ini Prof. Sudarwan menambahkan, tak kalah penting dari
anak harus mulai diajarkan tanggung jawab untuk memilih tes penilaian diagnostik adalah mendorong guru supaya
keputusan sesuatu sesuai keinginannya. “Jadi anak SMP bisa memberikan layanan individual, dan menciptakan
ketika ditanya cita-citanya mau jadi apa dia jawab tidak dasar pendidikan yang memiliki nilai tertentu yang
tahu berarti kesiapan yang step by step belum dia dapat,” menunjukkan kepada pihak-pihak terkait sehingga terjadi
kata Ani.
proses pembelajaran sesungguhnya.
A. FAUZI RAMDANI
41
EDISI 1 | TAHUN I | JULI 2020