Page 138 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 138
pada saat Luc tengah menunggu Sam dan Dela cukup menyita perhatiannya.
Terutama suara Myrna yang sangat Indah, membuat Luc menyukainya
sebagaimana data teks:
Di kursinya dia duduk dengan pemusatan pikiran yang penuh, baik pada
nyanyian maupun pada penyanyinya. Jika dia harus mengaku, dia akan
bekata bahwa kedua-duanya, yaitu nyanyian dan penyanyinya sama-sama
memikat. Setelah lagu itu selesai dinyanyikan Myrna, Luc memanggil
pelayan, meminta secarik kertas, dan menulis sesuatu di atasnya dengan
tulisan tangan begaya Amerika – gya yang telah terbiasa diserapnya sejak
dia merampungkan Ph. D-nya di Madison University (Sylado, 2000, hlm. 58).
Meskipun Myrna sudah melewati kepala tiga, namun tampilan selalu cantik
karena pandai merawat diri dan merias diri yang dilakukannya setiap hari.
Ditunjang dengan kemampuannya dalam bernyanyi yang terasah sejak bayi,
terdapat perpaduan harmonis di antara penampilan fisik dengan talenta Myrna.
Sosok Myrna membuat Luc Sondakh yang seorang duda beranak satu serta
berprofesi sebagai dosen, akhirnya tertarik dan jatuh cinta pada Myrna. Dalam
penilain Luc, Myrna adalah perempuan cantik dengan multi talenta dan memiliki
sifat keibuan yang nyata. Perjumpaan Luc dengan Myrna membuat Luc mulai
menemukan kembali gairah hidup setelah kematian istrinya.
Myrna terus berjuang dalam mencari keadilan atas rumah dan tanahnya yang
disita oleh pengadilan. Meskipun tanah dan rumah tersebut telah beralih
kepemilikkan kepada orang yang belum dikenalinya. Namun, Myrna mulai
mengetahui dari Winata bahwa Susilo lah pemiliknya. Susilo atau sering disebut
SSS adalah atasan Winata yang ternyata merupakan adik dari Sam. Akhirnya
Myrna dan Winata mengetahui jika Sam adalah dalang dibalik semua peristiwa itu.
Susilo kepada Myrna yang kala itu masih berpura-pura seolah bukan bekas
pemilikdari rumah itu dirinya menyampaikan pernyataan:
Sebetulnya ini rumah sengketa sola kepemilikannya. Kita tahu setelah
Indonesia. Kita tahu, setelah Indonesia merdeka, banyak rumah bekas
Belanda yang disita negara, dan setelah itu VB-nya dioperkan kepada
pegawai-pegawai negeri. Rumah ini termasuk salah satu dari sekian banyak.
Menjadi sengketa, sebab surat-surat yang dipunyai oleh penghuninya, waktu
132