Page 161 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 161

menikah dengan Wayan. Mereka berdua menikah dalam
                                                pengasingan. Namun akhirnya Wayan membawa Telaga
                                                ke rumahnya, dan hidup bersama keluarga besar Wayan.
                                                Telaga  Pidada  setelah  menikah  dengan  Wayan,  pada
                                                akhirnya  menjalani  hidup  bersama  masyarakat  kasta
                            Situasi Akhir
                                                Sudra.  Setelah  anak  perempuan  mereka  berumur  lima
                                                tahun, tiba-tiba Wayan mati mendadak di studio lukisnya
                                                tanpa  penyebab  pasti.  Setelah  sepuluh  tahun  menjadi
                                                bagian  dari  keluarga  Wayan,  Luh  Gumbreg  meminta
                                                Telaga  agar  melakukan  upacara  patiwangi,  yakni
                                                upacara  pamit  kepada  para  leluhur  di  Griya  termasuk
                                                pada ibunya, Jero Kenanga. Patiwangi harus dilakukan
                                                agar Telaga hidup dalam ketenangan. Telaga juga harus
                                                menanggalkan gelar Ida Ayu sehinga Telaga tidak lagi
                                                memberikan kesialan pada hidup orang lain.
                             Novel ini berlatar tempat di Bali dan berlatar sosial tentang masyarakat Bali

                        dalam adat budaya yang penekanannya lebih kepada persoalan kasta yang masih

                        membelenggu masyarakatnya. Misalnya dalam masyarakat kasta Brahmana tidak
                        memiliki  kebebasan  untuk  menentukan  jodohnya  sendiri.  Dalam  novel  ini  tak

                        diceritakan mengenai kapan terjadinya kisah ini. Akan tetapi, sebuah dialog antara
                        tokoh Luh Sadri dengan tokoh Kendran yang menyinggung tentang iklan di TV dan

                        tato halis, menandakan bhwa cerita novel ini tejadi disekitara  tahun 1990-an dan
                        tahun 2000-an sebagaimana pada teks berikut ini

                             … Alis mata pun bisa ditato. Luh Kendran yang baru tamat dari sekolah mode
                             malah mengoperasi bibir dan dagunya. Kendran benar-benar seperti boneka.
                             Sayang, kecantikan Kendran tidak bisa dinikmati di bawah terik matahari,
                             karena kecantikannya hanya untuk konsumsi  orang-orang  kaya  (Rusmini,
                             2007, hlm. 140)

                             Novel Tarian Bumi bertema tentang diskrimininasi kasta di Bali. Bercerita

                        tentang perjuangan memperoleh kesetaraan sosial dan hak-hak untuk menentukan
                        jalan hidup. Kaum perempuan berkasta Sudra masih bisa menikah dengan kaum

                        Brahmana meskipun masih banyak kendala yang harus dihadapi untuk diterima

                        secara utuh di keluarga suaminya. Akan tetapi, lain halnya dengan perempuan dari
                        kasta  Brahmana.  Mereka  berdasarkan  hukum  adat  dilarang  menikah  dengan

                        kalangan kasta lebih rendah seperti Sudra. Jika perempuan dari kasta Brahmana









                                                                                                    155
   156   157   158   159   160   161   162   163   164   165   166