Page 159 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 159
6. Telaga mengambil keputusan pergi dari rumah ibunya di Griya untuk hidup
bersama Wayan, kemudian rela menjadi bagian dari masyarakat Sudra.
Keputusan Telaga menikah dengan Wayan, kemudian memilih menjadi bagian
masyarakat Sudra berdasarkan skema aktan sebagai penerima atau sender dalam
cerita novel ini.
Melalui model fungsional Greimas yang sudah dimodifikasi Sumiyadi
(2021), tokoh dan penokohan Telaga pada novel Tarian Bumi dapat dilihat melalui
bagan di bawah ini.
Bagan 4.8
Model Fungsional Tokoh Telaga dalam Novel Tarian Bumi
Situasi Awal Telaga Pidada tengah merasakan kepiluan atas sesuatu
yang terjadi pada diri Ni Luh Sari, anaknya. Padahal Ni
Luh Sari baru saja datang dari sekolah dengan penuh
kegirangan. Ni Luh Sari baru mendapat hadiah dari
lomba membaca cepat yang diberikan oleh kepala penilik
sekolah. Mata Telaga berkaca-kaca yang bukan bahagia,
tetapi merasa pilu karena Ni Luh Sari tidak mengetahui
kalau orang yang telah memberinya hadiah adalah
kakeknya sendiri. Sementara Ni Luh Sari terus
kegirangan sambil memeluk erat kaki ibunya, menciumi
pipi ibunya, dan mengelus-elusn pipi ibunya dengan
tangannya yang mungil. Telaga menyimpan harapan
besar terhadap anak gadisnya yang baru berusia tujuh
tahun untuk bisa memberi dirinya sebuah tempat. Telaga
juga sangat berharap besar nanti Ni Luh Sari bisa
menjadi seorang perempuan yang menjelma sebagai
penari tercantik di desanya. Perempuan yang memiliki
seluruh kecantikan dewi tari.
Telaga Pidada adalah seorang gadis pintar. Dia pintar
menari untuk semua tarian Bali. Setiap orang sangat
mengagumi tarian dan kecantikannya. Termasuk para
lelaki yang sering menonton dirinya saat menari. Telaga
Tahap Awal juga mulai mencintai Wayan yang memiliki kepandaian
melukis dan juga menari. Wayan adalah seorang pelukis
153