Page 200 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 200

4.  Umar selalu menjadi pendengar setia dan penyemangat hidup Maryam, terutama

                           tentang  persoalan  keluarga  besarnya  dan  para  jemaah  Ahmadiyah.  Umar
                           berdasarkan skema aktan sebagai penolong atau helper dalam cerita novel ini.

                        5.  Masyarakat Lombok melakukan pengusiran pada kelompok jemaan Ahmadiyah

                           di berbagai daerah, salah satunya pada keluarga Maryam. Masyarakat yang tidak
                           menghendaki  adanya  kelompok  Ahmadiyah  di  Lombok  berdasarkan  skema

                           aktan sebagai penentang atau opponent dalam cerita novel ini.
                        6.  Sepeninggal Pak Khairuddin, Maryam besama Umar dan jemaah Ahmadiyah

                           lainnya melanjutkan perjuangan untuk mendapatkan kembali kebebasan mereka

                           dalam  berkeyakinan  sebagai  penganut  Ahmadiyah.  Melanjutkan  perjuangan
                           Ayah Maryam bersama dengan jemaah Ahmadiyah berdasarkan skema aktan

                           sebagai penerima atau receiver dalam cerita novel ini.
                             Melalui  model  fungsional  Greimas  yang  sudah  dimodifikasi  Sumiyadi

                        (2021), tokoh dan penokohan Maryam pada novel Maryam dapat dilihat melalui
                        bagan di bawah ini.

                                                          Bagan 4.12

                                            Model Fungsional dalam Novel Maryam
                             Situasi Awal       Selepas menjalani masa kecil dan remajanya di sebuah
                                                perkampungan  nelayan  bernama  Gerupuk  di  pulau
                                                Lombok,  Maryam  melanjutkan  sekolah  dengan
                                                berkuliah ke Surabaya. Di Surabaya Maryam dititipkan
                                                pada sahabat orang tuanya yang seiman, yaitu pada Pak
                                                dan Bu Zul. Maryam pun sudah dianggap mereka seperti
                                                anaknya sendiri, dan Maryam kerap mengikuti pengajian
                                                yang diadakan warga Ahmadiyah di Surabaya. Sampai
                                                Maryam  dijodoh-jodohkan  ke  salah  satu  anak  jemaah
                                                Ahmadiyah  yang  bernama  Gamal,  mahasiswa  teknik
                                                yang  tengah  menyelesaikan  tugas  akhirnya.  Menurut
                                                jemaah    Ahamdiyah,     pernikahan    dengan    orang
                                                sekeyakinan  diharapkan  langgeng  karena  diangap
                                                memiliki  visi  sama  dalam  melaksanakan  ibadah  dan
                                                keyakinan. Namun, di kemudian hari Gamal mulai jarang
                                                melaksanakan pengajian, dan pada akhirnya tak pernah
                                                lagi.  Ibunya  gamal  menyebut  jika  Gamal  sudah  tidak
                                                mau  lagi  mengikuti  keyakinan  Ahmadiyah,  karena
                                                keyakinan yang dianut keluarga selama ini adalah sesat.







                                                                                                    194
   195   196   197   198   199   200   201   202   203   204   205