Page 205 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 205
Kata-kata Alam yang kemudian diulang Maryam di depan orangtuanya.
Bahwa mereka seagama. Bahwa perbedaan itu tak perlu dijadikan
permasalahan. Orangtuanya tak mau mengerti. Maryam punya dua pilihan.
Menjadikan Alam seorang Ahmadi atau meninggalkan Alam selamanya
(Madasari, 2012, hlm. 40).
Kemudian Maryam memutuskan untuk mengikuti keyakinan Alam, meskipun
akhirnya Maryam rela dikucilkan oleh keluarga besarnya, bahkan dianggap bukan
lagi anak oleh Pak Khairuddin.
Kehadiran Maryam menjadi istri Alam selama 5 tahun masih tidak bisa
diterima sepenuhnya oleh ibu Alam. Selalu terselip rasa curiga dari ibu Alam bahwa
Maryam masih menjadi penganut Ahmadiyah sebagaimana pada teks berikut ini.
Tragedi pernikahannya sebenarnya sudah diawali sejak bulan-bulan awal.
Ketika ibu Alam tak henti-henti berkata. “Ibadahnya ditambah. Biar tobatnya
semakin bisa diterima.”Setiap saat, setiap ada kesempatan, ibu Alam selalu
menjadikan kata-kata itu sebagai hal wajib yang harus disampaikan. …
Sesekali ibu Alam akan berkata lebih tegas pada Maryam, “Sudah tidak
pernah ketemu orang-orang itu lagi, kan?” atau, “Sudah tidak ikut-ikutan
cara mereka lagi, kan?” (Madasari, 2012, hlm. 113).
Ditambah lagi dengan ketidakhadiran anak selama 5 tahun pernikahan mereka,
diyakini oleh ibu Alam sebagai akibat dari masih terselip perbedaan keyakinan di
antara mereka. Kondisi ketidakhadiran anak semakin memperuncing permasalahan
di antara mereka bertiga. Maryam tidak terima disudutkan terus oleh pernyataan
dan sindiran ibunya Alam sebagaiman pada teks berikut ini.
Usikan-usikan kembali datang, saat ibu Alam mulai banyak bertanya tentang
kehamilan. “Sudah terlambat?, tanyanya setiap bertemu Maryam. Maryam
hanya menggeleng sambil tersenyum atau menjawab singkat. “Belum, Bu.”
Kali lain, ibu Alam “bertanya saat Maryam sedang berdua dengan Alam.
“Bagaimana ini? Kok belum juga isi?” (Madasari, 2012, hlm. 115).
Hingga suatu hari terjadi percekcokan antara Ibu Alam dan Maryam. Alam
menyarankan Maryam jangan selalu berpikiran negatif tentang ibunya, dan
meminta Maryam jangan mudah tersinggung atas setiap pekataan ibunya. Alam
menginginkan Maryam tetap fokus pada upaya mereka untuk mendapatkan
anak.Maryam melalui struktur superego-nya mulai menyingkirkan jauh-jauh
199