Page 203 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 203
kehadiran seorang anak dari Maryam dan Umar. Tak
berlangsung lama, kampung jemaah Ahmadiyah
mendapatkan serangan dari masyarakat sekitar yang tak
menyetuju adanya kelompok Ahmadiyah di kampung
mereka. Orang tua dan adik Maryam terpaksa berpindah
tempat lagi ke sebuah penampungan para pengungsi
yang bernama gedung Transito. Rumah mereka
semuanya telah hangus dibakar oleh masyarakat sekitar
pemukiman mereka. Maryam dibantu Umar mengurusi
perlengkapan dan logistik jemaah Ahmadiyah setiap
hari. Sekian lama orang tua Maryam bersama jemaah
Ahmadiyah lainnya tetap bertahan dalam pengungsian
dengan kondisi hidup yang memprihatinkan dan serba
terbatas. Bapak Maryam merinti kembali usaha
penjualan ikan laut di pasar. Sementara, Fatimah mulai
bekerja di hotel. Fatimah pun akhirnya memilih menikah
dengan lelaki yang berkeyakinan Islam. Suatu hari bapak
Maryam, Pak Khairuddin meninggal menabrak truk.
Kepergiannya menyisakan kesedihan mendalam bagi
Maryam dan keluarga besar, termasuk seluruh jemaah
Ahmadiyah. Ketika bapaknya berencana dimakamkan di
TPU setempat, berbondong-bondong warga di sekitar
pemakaman menolak jenazah Pak Khairuddin di
makamkan di TPU tersebut. Pertikaian pun hampir saja
terjadi antara masyarakat di setempat dengan rombongan
pengantar jenazah Pak Khairuddin. Akhirnya Umar
berinisiatif memakamkan jenazah mertuanya itu di
Mataram, yakni di kampung halaman orang tua Umar.
Tahap
Keberhasilan -
Semenjak kepergian Pak Khairuddin, perjuangan untuk
mendapatkan hak kembali rumah mereka di Gerupuk dan
Situasi Akhir
hak kebebasan untuk berkeyakinan sebagai Ahmadiyah
dilanjutkan oleh Maryam, Umar, dan jemaah Ahmadiyah
yang masih ada. Namun ketika ditemui, pemerintah
setempat melalui pak gubernur hanya bersedia
mengembalikan hak rumah tinggal mereka jika mereka
beralih menjadi penganut Islam.
Novel Maryam berlatar tempat di Pulau Lombok, Surabaya, dan Jakarta.
Latar waktu cerita terjadi pada tahun 1997 hingga tahun 2011. Sementara latar
sosialnya bercerita tentang kehidupan masyarakat nelayan Lombok. Di antara
197