Page 45 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 45

melainkan dapat lebih jauh , yaitu melacak sebab- musabab pertumbuhan sastra

                        (Sumiyadi, 2021, hlm. 12-13).
                             Sebagaimana  pendekatan-pendekatan  sastra  lainnya,  pendekatan  struktural

                        dilakukan pada karya sastra untuk menelaah unsur-unsur sastra secara sitematis dan

                        ilmiah. Oleh karena itu, pendekatan struktur selalu menjadi dasar penetapan teori
                        sastra lainnya, karena menurut Selden (1991, hlm. 71) “Pada jantung strukturalisme

                        ada ambisi ilmiah untuk menemukan kode, aturan, sistem yang mendasari semua
                        praktik sosial dan kebudayaan manusia. Menurut Gamble (2006: hlm. 3), “Sebagai

                        disiplin  akademis,  strukturalisme  utamanya  berkaitan  dengan  studi  tentang

                        struktur-struktur yaitu, bagaimana segala sesuatu dapat diorganisasikan ke dalam
                        entitas yang bermakna sebaik hubungan struktur antar berbagai hal.”

                             Pendekatan  struktur  dengan  teori  fiksi  dari  Robert  Stanton  mulai  banyak
                        digunakan  dalam  mengkaji  unsur-unsur  intrinsik  pada  karya  prosa  fiksi.  Dalam

                        kajian struktur, Stanton membagi tiga sub topik kajian yang di antaranya yakni
                        fakta-fakta cerita, tema, dan sarana-sarana sastra. Fakta-fakta cerita atau struktur

                        faktual terdiri atas unsur alur, karakter, dan latar cerita. Sementara itu, sarana-sarana

                        sastra terdiri atas unsur judul, sudut pandang, gaya dan tone, simbolisme, dan ironi
                        (Stanton,  2012).  Menurut  Sunendar  (2011,  hal.  13),  pendekatan  atau  kajian

                        struktural merupakan salah satu alternatif analisis awal sebuah karya. Analisis ini
                        sifatnya inisial, karena hanya menemukan unsur-unsur pembentuk karya. Selain itu,

                        pendekatan  ini  merupakan  prasyarat  sebuah  analisis  karya  yang  lebih  jauh  dan

                        mendalam.
                             Escarpit  (2008,  hlm.  11)  menyatakan  bahwa,  “sejak  tahun  1960,

                        perkembangan gagasan-gagasan strukturalis telah membuka perspektif baru bagi
                        sosiologi sastra yang pada awalnya di bawah pengaruh Roland Barthes.” Dalam hal

                        ini,  pendekatan  struktur  dapat  memperlihatkan  tentang  adanya  semiologi  dan

                        semiotika pada tulisan karya sastra sebagai bagian dari unsur-unsur sosiologi.
                             Pendekatan  strukturalisme  dapat  diteruskan  ke  arah  pendekatan  Semiotik.

                        Menurut Junus (1981, hlm. 17), semiotik merupakan lanjutan atau perkembangan
                        dari  strukturalisme.  Sementara,  strukturalisme  juga  tidak  dapat  dipisahkan  dari







                                                                                                     39
   40   41   42   43   44   45   46   47   48   49   50