Page 49 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 49
dikembangkan lebih jauh melalui pendekatan semiotik dengan skema aktan dan
model fungsional dari Greimas; [Schleifer (1987), Bachmid (1990), dan Zaimar
(2014)]. Skema aktan dan model fungsional sangat bermanfaat untuk mengkaji
hubungan di antara para tokoh, dinamika tokoh, dan alur tokoh dalam suatu karya
(Sumiyadi, 2022, hlm. 72).
2. Psikologi Sastra
Sebuah karya novel terdiri atas unsur-unsur intrinsik, dan salah satunya
adalah unsur penokohan. Unsur ini tak pernah terlepas dari faktor psikologis yang
menyertainya. Psikologi tokoh cerita dapat dikaji melalui pendekatan psikologi
karya untuk menelaah sejauh mana pendalaman karakter tokoh dalam cerita dari
segi kejiwaannya.
Psikologi sastra adalah sebuah pendekatan terhadap karya sastra dalam sudut
pandang psikologi. Imu yang membahas sudut pandang psikologi dalam karya
sastra disebut psikoanalisis. Pendekatan psikologi sastra sangat penting dilakukan
terhadap karya sastra seperti pada novel. Pendekatan psikologi sastra atau
psikoanalisis berupaya mengkaji sebuah karya novel pada tataran psikologi karya,
psikologi pembaca, dan psikologi pengarang. Adanya kesadaran pengarang dan
kritikus sastra untuk memberikan gambaran kepada pembaca bahwa kekayaan
ruhani dan batiniah seseorang tidak melulu diukur oleh kemajuan zaman yang
bersifat materialistic (Semi, 1989). Senada dengan pernyataan Wellek dan Warren
(1989, hlm. 90) bahwa ‘psikologi sastra’ memiliki empat kemungkinan pengertian;
1) studi psikologi pengarang sebagai tipe atau sebagai pribadi, 2) studi proses
kreatif, 3) studi tipe dan hukum-hukum psikologi yang diterapkan pada karya sastra,
4) mempelajari dampak sastra pada pembaca (psikologi pembaca). Minderop
(2011, hlm. 54) menguatkan pendapat ketiganya bahwa dalam upaya memahami
hubungan antara psikologi dengan sastra di antaranya; 1) memahami unsur-unsur
kejiwaan pengarang sebagai penulis. Ini yang disebut dengan psikologi pengarang.
2) Memahami unsur-unsur kejiwaan para tokoh fiksional dalam karya sastra, atau
43