Page 41 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 41
hlm. 47). Dalam pengkajian karya sastra di masa kini sudah dikenal berbagai
pendekatan sastra seperti pendekatan struktural, sosiologi sastra, psikologi sastra,
antropologi sastra, dan lainnya. Dalam pelaksanaanya, berbagai pendekatan sastra
tersebut telah menjadikan ilmu sastra kearah yang bersifat interdispliner
(Endraswara, 2014, hlm. 183).
Sebagai salah satu jenis karya sastra yang bergenre prosa, isi novel adalah
perpaduan cerita di antara kehidupan nyata dan imajinasi pengarang. Sekaligus pula
menyangkut keterlibatan berbagai bidang ilmu. Seorang pengarang novel dalam
pengisahan biasanya mampu menggambarkan pemikiran, cita-cita, hasrat dan
harapan para tokohnya. Selain itu, ia harus memiliki wawasan serta pengetahuan
yang luas, sehingga dirinya mampu membangun pemikiran atau pemahaman untuk
bisa mentransfer sesuatu yang positif dalam isi cerita kepada para pembacanya
(Gamble, 2006). Karya novel saat ini sudah selayaknya tidak hanya sebagai bacaan
biasa yang bersifat menghibur, namun merupakan sumber penelitian atau bahan
pembelajaran di seluruh jenjang pendidikan. Misalnya, novel dijadikan sebagai
media pembelajaran pada bidang ilmu hukum, filsafat, psikologi, sosiologi, sejarah,
agama, antropologi budaya, dan bidang ilmu lainnya. Atau novel bisa menjadi
sumber data kajian untuk penelitian berbagai disiplin ilmu.
❖ Konsep Citra Diri Perempuan
Citra perempuan menurut Pradopo (Sofia–Sugihastuti, 2003) sebagai semua
wujud gambaran mental spiritual dan tingkah laku keseharian perempuan yang
menunjukkan ‘wajah’ dan ciri khas perempuan. Menurut Satoto (1994, hlm. 45),
citra diri perempuan dapat diklasifikasikan berdasarkan ciri fisik, psikis, dan sosial.
Pengklasifikasian citra diri perempuan oleh Satoto tersebut diuraikan lagi menjadi
beberapa bagian.
a. Citra perempuan ditinjau dari segi fisik, yaitu gambaran tentang perempuan yang
dilihat berdasarkan ciri-ciri fisik atau lahiriah seperti
1) Usia
2) Jenis kelamin
35