Page 91 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 91

menentang berbagai kebijakan pemerintah. Sejak itu, Wis benar-benar merasa putus

                        asa, dan tak percaya lagi dengan kehadiran Tuhan dalam hidupnya.
                             Pada suatu malam yang gelap gulita, tak pernah ada lampu penerangan dalam

                        ruang yang pengap itu, Wis mencium bau asap yang menyusup ke sela-sela pintu.

                        Semakin tebal dan pekat asap itu, lama-kelamaan asap itu berubah menjadi api yang
                        menggerogoti pintu kamarnya. Wis sudah pasrah jika dirinya harus mati, karena

                        tubuhnya pun sudah begitu lemah dan sakit. Nafasnya semakin sesak oleh asap tebal
                        yang ada di ruangan itu. Tiba-tiba Wis mendengar suara-suara di luar ruangan yang

                        sudah dikenalinya. Kemudian Wis merasa ada sebuah kekuatan pada tubuhnya yang

                        sudah kurus dan lemah untuk segera bangkit. Wis dengan segenap kekuatannya
                        menjebol pintu ruangan yang sudah keropos oleh api. Kemudian Wis berlari-lari

                        mencari lorong yang menuju ke luar gedung, dan dirinya telah menemukan pint
                        lorong untuk ke luar yang mulai dilalap api. Wis berlari terus menerpbos api hingga

                        bisa keluar dari gedung. Setelah di luar, Wis ternyata bertemu dengan Anson dan
                        beberapa  pemuda  kampung.  Mereka  lalu  menangkap  tubuh  Wis.  Mereka  tak

                        mengetahui  jika  Wis  ada  di  dalam  gedung  pabrik.  Padahal  Anson  denga  para

                        pemuda itu tengah membakar gedung pabrik minyak sawit yang baru dibangun itu.
                        Selanjutnya anak-anak muda itu membopong Wis yang sudah lemah dengan upaya

                        bergantian, meninggalkan pabrik sawit untuk mencari tempat yang aman.
                             Dari  Anson  Wis  mendapatkan  kabar  bahwa  Upi  mati  tebakar  dalam

                        kerangkengnya.  Mereka  semua  di  mata  hukum  sudah  dianggap  pula  sebagai

                        buronan. Wis menyarankan agar Anson dan yang lainnya untuk sementara waktu
                        bersembunyi di suatu tempat. Wis berupaya pergi menghilang untuk penyembuhan

                        fisik dan mentalnya, namun tidak ke prabumulih. Wis khawatir orang-orang yang
                        mengawasinya  akan  mendatangi  Kepastoran  Prabumulih.  Wis  memilih

                        mengamankan  dirinya  ke  Lahat,  dan  akan  menemui  suster-suster  di  Boromeus

                        Lahat. Suster-suster itu adalah orang-orang yang sudah mengenali diri Wis.
                             Beberapa hari Wis dirawat di Boromeus, sebuah mobil membawa Wis ke

                        suatu  tempat  yang  hanya  diketahui  lima  orang  suster  itu  dan  seorang  dokter.
                        Hierarki  gereja  setempat  mengumumkan  kepada  masyarakat  bahwa  pastor







                                                                                                     85
   86   87   88   89   90   91   92   93   94   95   96