Page 86 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 86
gelar Pater Wissangeni atau Romo Wis, dirinya meminta ijin ke seniornya, yaitu
Romo Daru agar bisa bertugas di Prabumulih, Sumatra Selatan. Sebuah kota
kenangan masa kecil Wis bersama ayah dan ibunya, besama misteri tentang ibunya,
begitu juga adik yang ada dalam kandungan ibunya. Mereka kini sudah tiada. Wis
ingin menuntaskan misteri itu.
Selama dalam perjalanan menuju Prabumulih melalui kapal laut, Wis mulai
mengenang masa ketika dia harus berpindah dari tempat kelahirannya di
Yogyakarta ke Prabumulih. Kala itu usianya masih empat tahun, dan Ayah Wis
yang bekerja di BRI Yogyakarta dimutasikan kerja ke Prabumulih untuk
melaksanakan tugasnya yang baru sebagai kepala cabang. Pada awal kehidupannya
di Prabumulih, Wis mendapat kejadian aneh terhadap ibunya yang telah hamil dua
kali namun bayinya itu tidak pernah lahir ke dunia. Pada kehamilan ketiga, ibunya
melahirkan bayi perempuan, namun kehiduppan adiknya Wis itu hanya
berlangsung dalam waktu satu hari. Wis mulai terpaksa belajar memahami tentang
hal-hal ghaib itu, karena di kala itu dirinya sudah memasuki bangku Sekolah Dasar.
Hingga Wis berumur enam belas tahun, Ayahnya berpindah tugas kerja ke Jakarta.
Sampai di Prabumulih, Wis sengaja pergi ke Lubukrantau untuk melihat
bekas rumahnya dulu, Wiss tak terlalu menemui perubahan dengan bangunan itu.
Wiss bertemu pemilik rumah yang tengah hamil tua. Perempuan itu bernama Asti.
Sementara suaminya yang bernama Ichwan sedang tidak di rumahnya. Setelah
beberapa hari kembali dan berdiam di Kepastoran Prabumulih, Wis mendatangi
kembali rumah yang pernah ditinggalinya itu. Kali ini Wiss bertemu dengan suami
Asti. Sampailah obrolan Ichwan pada rencana istrinya melahirkan. Wis sempat
was-was hingga melontarkan kata-kata, “Jangan dilahirkan di sini! (1998, hlm.
60).” Namun, Wis menjadi tenang ketika Ichwan berencana membawa istrinya ke
Jakarta, ke rumah orang tuanya untuk melahirkan di Jakarta. Mereka ngobrol cukup
lama, sehingga tercipta keakraban di antara mereka.
Dua bulan kemudian Asti melahirkan bayinya di Jakarta. Ichwan sebelum
berangkat ke di Jakarta, dan berencana dalam dua bulan tinggal di Jakarta, dia
sempat menitipkan kunci rumah kepada Wis agar ditempatinya dulu. Ketika
80