Page 81 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 81
para pekerja Texcoil yang semuanya adalah pekerja laki-laki. Termasuk adanya
kemungkinan perasaan bangga Laila dengan kompetensinya yaitu karir yang telah
diraihnya. Dirinya kini memiliki pekerjaan yang dahulunya adalah suatu pekerjaan
yang didominasi kaum laki-laki. Hal ini dapat dimaknai sebagai kesetaraan gender
bagi diri Laila. Menurut Fakih (2013), ketidaksetaraan gender adalah bagian dari
ketidakadilan sosial, maka untuk mencapainya haruslah dihapuskan dalam bentuk
penghapusan diskriminasi dan ketidakadilan struktural baik untuk laki-laki maupun
perempuan.Pada aspek sosial, Laila memiliki jiwa seorang pejuang atas
ketidakadilan. Laila merupakan sosok yang rela berkorban bagi siapa saja, termasuk
untuk orang-oang yang berarti dalam hidupnya. Laila juga memiliki kemandirian
secara finansial sejak mendapatkan pekerjaan menjadi seorang fotograger pada
sebuah rumah produksi pembuat profil perusahaan. Gambaran spiritualitas Laila
lebih menunjukkan seorang muslimah yang taat dalam beribadah, sebagaimana
pada teks Perempuan itu mencukupkan pekerjaannya setiba asar, meski tak ada
adzan. Cuma camar yang sesekali berseru dari langit. Ketika kecil sampai remaja
ia biasa sembahyang dan pembagian lima waktu menetap dalam kesadarannya
seperti jam matahari (1998, hlm. 13). Hal itu sebagai ajaran dari kedua orang
tuanya sejak kecil. Kepatuhannya itu memberi dampak positif pada moral dan etika
sosial Laila dalam proses pendewasaan. Pada aspek psikis, Laila pun tumbuh
dengan kepribadian yang lebih mengambarkan struktur superego (Freud, 2018).
Salah satu conothnya pada pelaksanaan shalat, Laila selalu mengerjakan dengan
tepat waktu sebagai wujud tanda bakti dan kewajiban pada Sang Pencipta.
Kemudian pada sebuah peristiwa kecelakaan yang terjadi akibat pipa pengeboran
minyak Texcoil meledak. Kejadian itu telah menewaskan tiga teman Sihar, yakni
Hasyim, Ali, dan salah satu bawahan Sihar yang lain. Awal terjadinya kecelakaan
karena adanya kecerobohan yang dilakukan Cano Rosano, pimpinan Texcoil yang
menolak saran Sihar untuk menunda pengeboran minyak pada saat itu. Sihar
memberitahukan Rosano bahwa kondisi tanah sumur masih padat dan perlu waktu
untuk menjadi liquid. Jika dilakukan pengeboran pada saat itu, menurut Sihar
dikhawatrikan beresiko tinggi. Namun Rosano tetap pada keputusan awal untuk
75