Page 79 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 79

merta  tokoh-tokoh  tersebut  yang  memengaruhi  karakter  dan  kehidupan  Laila.

                        Sedikitatau banyak karakter dalam sebuah cerita, Stanton tidak menyebut berapa
                        jumlahnya. Namun dapat dinilai bahwa alur dalam cerita ini kurang rekat dan padat.

                        Banyaknya  karakter  dalam  cerita  ini  tidak  menjelaskan  adanya  dialog  atau

                        pertemuan  secara  langsung  yang  cukup  lama  antara  Laila  dengan  semua  tokoh
                        pendamping, terkecuali dengan Sihar. Hal ini memungkinkan alur yang mengalir di

                        dalamnya  tidak  rekat  dan  padat.  Apalagi  subplot  Saman  dan  Shakuntala  yang
                        diceritakan melalui teknik sorot balik, terkesan bolak-balik atau tidak teratur. Oleh

                        karena  itu,  alur  waktu  yang  tidak  kronologis  menuntut  pembaca  berpikir  keras

                        untuk  menemukan  kesatuan  makna  (tema)cerita  yang  sesungguhnya.  Selain  itu,
                        Para tokoh  pendamping ini  tak berdialog  dengan Laila sehingga tidak  memberi

                        pengaruh kuat terhadap karakter Laila lebih lanjut. Karena berbagai konflik akan
                        saling memberikan pengaruh terhadap karakter yang satu dengan lainnya dan terus

                        berlangsung hingga menjadi stabil (Santon, 2012, hlm. 26-27). Sementara dalam
                        alur Saman ada konflik-konflik yang tidak berhubungan dengan Laila. Begitu pula

                        dengan alur Shakuntala terdapat konflik-konflik yang tidak berhubungan dengan

                        Laila.
                             Laila merupakan tokoh utama perempuan dalam novel ini. Karakter dasar

                        Laila  adalah  jujur,  lugu,  dan  halus.  Karakter  lugunya  dapat  ditunjukkan
                        sebagaimana yang diutarakan Laila pada Sihar pada teks Saya mengerti. Meskipun

                        masih perawan (1998, hlm. 4), dan ketika Sihar mengajak Laila untuk makan siang,

                        malam, dan sarapan keesokan harinya sebagaimana pada teks Lalu ia bertanya,
                        apakah kita juga bisa sarapan bersama esok harinya jika kita makan berdua malam

                        harinya.  Saya  menyahut,  saya  masih  tinggal  bersama  orang  tua.  Mereka  akan
                        bertanya-tanya  jika  saya  tidak  pulang  (1998,  hlm.  5).  Dalam  hal  ini,  Laila

                        merupakan perempuan yang masih berpikiran kolot dan menyampaikan apa adanya

                        tentang kondisi dirinya kepada Sihar dengan berterus terang. Sementara karakter
                        halus  Laila  dapat  ditunjukkan  pada  teks  Kupandangi  temanku  Laila.  Hatinya

                        seumpama bawang merah: ketika ketegangan telah kelupas seperti kulit ari yang
                        garing, terbukalah lapisan lain di bawahnya, yang panas memerahkan mata. Kini







                                                                                                     73
   74   75   76   77   78   79   80   81   82   83   84