Page 74 - CITRA DIRI TOKOH PEREMPUAN DALAM TUJUH NOVEL TERBAIK ANGKATAN 2000
P. 74
serius dapat dinikmati sepanjang masa oleh pembacanya, karena ceritanya yang
belandaskan pada pengalaman dan bahasa keseharian manusia. Meskipun novel
serius bisa bermuatan segala hal yang bersifat tak lazim, namun menawarkan
tentang fakta-fakta dan isu-isu yang masih relevan untuk pembaca (Stanton, 2012).
Pengkajian tujuh novel Angkatan 2000 ini menggunakan kajian struktur
dengan teori prosa fiksi dari Stanton (2012). Kajian ini bertujuan untuk
menguraikan unsur-unsur intrinsik di dalam karya novel, sebagai upaya
menggambarkan jalinan sebuah cerita secara utuh. Unsur-unsur intrinsik cerita
memiliki keterhubungan dengan citra diri tokoh perempuan, terutama pada unsur
tokoh dan penokohan dalam karya novel. Pengkajian psikologi karya juga
digunakan dengan dua tujuan; 1) membantu kajian ginokrotik sastra sebagai bagian
dari kajian sastra feminism pada tujuh novel dengan menggunakan model tulisan
perempuan dan psikologi perempuan (Showalter, 1981), 2) mengenal gambaran
watak, mental, dan perilaku tokoh cerita dengan menggunakan teori Freud (2018)
berupa struktur id, ego, dan superego. Selanjutnya tokoh perempuan dikaji dengan
pendekatan citra diri tokoh perempuan melalui kajian citra diri manusia yang
bertujuan untuk mereprentasikan citra diri tokoh perempuan dalam karya-karya
novel, termsuk novel bermuatan feminism, dan mengetahui keterhubungan
feminisme dengan citra diri tokoh perempuan yang direpresentasikan oleh
pengarangnya. Kemudian kajian feminisme bertujuan untuk mengungkap adanya
bias (ketidakadilan) gender dalam tujuh karya novel ini. Analisis gender adalah alat
yang digunakan untuk mengkaji berbagai ketidakadilan gender dalam karya sastra
yang ditunjukkan oleh berbagai manifestasi ketidakadilan gender (Fakih, 2013).
Citra diri tokoh perempuan dalam karya novel biasanya merupakan gambaran
umum tentang sosok perempuan yang dibangun oleh pengarangnya. Sebagaiman
menurut Helwig (1990) bahwa citra perempuan dalam bebagai karya sastra
menampilkan gejala yang universal. Hal ini pun tecermin pada tokoh-tokoh utama
perempuan dalam karya-karya novel Angkatan 2000 berunsur feminisme, salah
satunya sosok perempuan yang disubordinasi budaya patriarki (Sudiati, 2016). Citra
diri tokoh perempuan dalam karya novel juga menurut Sinclair Lewis dapat
68