Page 224 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 224

keterkaitan dan kesatuan antara seluruh alam semesta dan lingkung an
                     448
              pribadi.  Banyak riset saat ini membuktikan bahwa hubung an de-
              ngan alam semesta memberikan kebaikan dan kesehat an bagi manusia.
              Namun, penting dicatat, emosi transenden terhadap alam berbeda se-
              cara konseptual dan operasional dari variabel-variabel lain yang serupa,
              seperti perasaan cinta dan perhatian terhadap alam, afinitas emosional
              terhadap alam, dan keterkaitan dengan alam, lebih terkait erat de ngan
              du nia batin.  Sedangkan perasaan cinta dan kepedulian terhadap alam
                        449
              berkembang di bawah kondisi kesenangan dan penghargaan untuk
              pengalaman alam bebas yang indah, menarik dan menyenangkan.
                                                                        450
              Emosi transenden yang dipicu alam lebih dari sekadar keterikatan de-
              ngan alam (lihat pada bahasan tentang Flow with the Nature).
                  Pengalaman puncak-Maslow adalah emosi transendens yang di-
              alami manusia setelah melewati sejumlah hierarki yang bermula dari
                hierarki fisik. Hierarki tampak sebagai tangga-tangga di mana sese orang
              harus melewati satu tangga sebelum menaiki tangga berikutya. Secara
              praktis disebut sebagai need (kebutuhan). Kebutuhan fisik adalah tang-
              ga pertama yang harus dibereskan sebekum menaiki tangga berikut-
              nya. Tangga puncak adalah ‘Aha experience’. Respons emosional selama
              peng  alaman puncak digambarkan sebagai keadaan perasaan yang in-
              tens, terkait dengan istilah-istilah seperti heran, terkejut, kagum, tak-
              jub, hormat, dan kerendahan hati. Persepsi diri melampaui diri dan
              yang muncul adalah rasa kesatuan dengan alam semesta yang lebih
              luas. Demikian pula, itu terkait dengan emosi positif seperti realisasi
              diri, dan impuls menuju kejujuran dan kebaikan. 451




              448  W. James, The Varieties of Religious Experience: A Study in Human Nature, diedit
                oleh M. E. Marty (Penguin Publishing Group, 1982).
              449  M. N. Shiota, D. Keltner, dan A. K. Mossman, “The Nature of Awe: Elicitors,  Buku ini tidak diperjualbelikan.
                Appraisals, and Effects on Self-Concept,” Cognition and Emotion 21, (2007): 944–
                963. https://doi.org/10.1080/02699930600923668
              450  T. Armstrong dan B. Detweiler-Bedell, “Beauty as an Emotion: The Exhilarating
                Prospect of Mastering a Challenging World,” Review of General Psychology 12,
                (2008): 305–329. https://doi.org/10.1037/a0012558
              451   A. H. Maslow, Toward a Psychology of Being (Wiley, 1999), 81–111.


                                                         Healthy Home  205
   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228   229