Page 226 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 226

Mengutip PM Inggris Winston Churchil, “We shape building and then
              building shape us” atau seperti ditulis Fred H. Gage dalam pengantar
              untuk buku Brain Landscape. The coexistence of Neuroscience and Archi-
              tectur, Karya John Paul Eberhard (Oxford University Press, 2009)—
              desain arsitektur dapat mengubah otak dan perilaku kita. Struktur di
              lingkungan—rumah tempat kita tinggal, area tempat kita bermain,
              bangunan tempat kita bekerja—memengaruhi otak kita dan otak kita
              memengaruhi perilaku. Ini sudah berlangsung  dalam jangka waktu
              yang lama. Ini artinya, tanpa disadari, arsitek dan desainer yang Anda
              minta  membangun  rumah  untuk  Anda,  secara  tidak  langsung akan
              memengaruhi otak dan perilaku Anda. Bersyukur bahwa sebelum ru-
              mah itu dibangun ada sejumlah arsitek yang berdiskusi panjang de-
              ngan Anda dan mencoba memahami bagaimana Anda berpikir, mera-
              sa, dan berperilaku.
                  Sejak 150 tahun lalu ketika arsitek mulai diakui sebagai profesi
              lebih dari sekadar tukang bangunan (dalam arti fisik) ilmu arsitektur
              berkembang dengan sangat luar biasa. Apalagi ketika komputer dan
              aplikasi berkontribusi dalam desain arsitektur. Kemajuan besar ini
              mengubah dan meningkatkan cara arsitek menyusun sebuah proyek.
              Namun, mereka sama sekali tidak menjawab pertanyaan tentang apa
              yang harus dirancang atau mengapa mereka harus merancang bangun-
                        454
              an tertentu.  Saat ini, integrasi antara ilmu arsitek dan neurosains
              menjadi niscaya. Perkembangan dunia dan alam semesta yang luar bi-
              asa ini memakasa bahwa bangunan yang dibangun, terlebih itu adalah
              rumah, harus bisa membawa perubahan bermakna dalam kehidupan
              manusia. Bangunan harus bisa berkontribusi membawa Anda pada
              kesehatan, kesuksesan, dan kebahagiaan.
                  Dengan perkembangan teknologi, rumah akan menjadi tempat
              yang paling sering ditempati. Manusia akan menghabiskan lebih ba- Buku ini tidak diperjualbelikan.
              nyak waktu di rumah. Rumah menjadi tempat bagi tumbuhnya ke-
              sehatan, terutama kesehatan psikologis. Bukan sekadar hunian belaka,
              melainkan menjadi tempat untuk bertumbuh. Bukan pertumbuhan bi-

              454   G. Chong, “From the Perspective of an Architect,” dalam Brain Landscape the
                Coexistence of Neuroscience and Architecture, diedit oleh J. P. Eberhard (USA:
                Oxford University Press, USA, 2009).


                                                         Healthy Home  207
   221   222   223   224   225   226   227   228   229   230   231