Page 221 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 221

dibangun oleh Emre Arolat Architects tahun 2012. Desain interior
            dirancang sebagai ruang seperti gua yang sederhana, namun drama-
            tis untuk mendorong perenungan damai atau Kapel Suvela, Finlandia
            yang menggunakan struktur hibrida dengan elemen kayu dan beton
            serta baja. Interiornya terbuat dari pohon cemara lokal yang mencip-
            takan suasana hangat dan ramah, juga Kapel Cardeau yang dibangun
            pada tahun 2012. Struktur beton dan baja yang keras berhasil me-
            nyampaikan rasa mengambang di atas pohon sambil tetap memperta-
            hankan koneksi yang dalam ke bumi. Lihat juga Gereja Light of Life,
            Korea Selatan dengan ruang ibadah melingkar menggunakan banyak
            batang pohon cedar merah untuk menciptakan kesan pengunjung se-
            dang berada di ‘alam semesta interior’ yang menakjubkan. Perhatikan
            Church of the Light di Osaka, Jepang yang dibangun tahun 1989 de-
            ngan langit-langit rendah dan pencahayaan dramatis. Amati keunikan
            Kuil  Bahá’í di Cile yang dibangun tahun 2016. Struktur berkubah
            bercahaya menampilkan sembilan kerudung kaca yang monumental,
            menekankan transparansi dan keterbukaan.  Bangunan-bangunan
                                                   440
            baru ini tidak saja menandai revolusi dalam desain bangunan suci, teta-
            pi juga merepresentasikan bagaimana manusia modern memandang
            Tuhan. Apakah ini suatu tanda positif bahwa Tuhan itu tidak jauh,
            di langit-langit, atau ‘di luar sana’? Secara emosional terasa lebih ha-
            ngat dan nyaman ketika Tuhan berada di dekat. Seperti diungkapkan
            penyair Sufi Mevlana Rumi, “Tuhan—pada akhirnya—ada di dalam
            dirimu sendiri. Bukan di tempat manapun.” Arsitektur bangunan suci
            membawa kedekatan manusia kepada Tuhan karena perasaan kagum
            yang mendalam. Kekaguman sendiri ditandai sebagai salah satu kom-
            ponen transendensi diri. 441
                Rasa kagum membuat kita melakukan introspeksi diri atas apa
            yang kita tahu, membuat kita berpikir dengan cara baru. Itulah sebab-
            nya rasa kagum memiliki dampak transformatif pada otak dan peri laku  Buku ini tidak diperjualbelikan.
            manusia. Begitu kesimpulan sebuah penelitian yang dilakukan oleh

            440  A. Melbourne, “Sacred Spaces,” Architecture Naow.
            441  D. B. Yaden dkk., “The Overview Effect: Awe and Self-Transcendent Experience
              in Space Flight,” Psychology of Consciousness: Theory, Research, and Practice 3, no.
              1 (2016): 1–11. https://doi.org/10.1037/cns0000086


           202    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   216   217   218   219   220   221   222   223   224   225   226