Page 223 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 223

Transendensi Diri Praktis
            Ada yang menarik—secara praktis—dari yang ditemukan Beau  Lotto
            pada penonton yang menyaksikan akrobat sirkus Cirque du Soleil. Per-
            hatian penonton dalam riset itu—di mana orang merasa terpisah menja-
            di subjek yang memerhatikan dan objek yang diperhatian—menjadi hi-
            lang. Subjek dan objek melebur, menyatu. Peleburan itu juga diperkuat
            dengan ketidakpastian (baca; ketidaktahuan). Dalam  perspektif psikol-
            ogis, transendensi diri (emosi transenden)  yang lahir dari rasa kagum
                                               444
            itu diwujudkan dalam tiga bentuk, yaitu 1) ‘pe  ngalaman mistik’ (mystic
            experience) dari William James, 2) ‘pengalaman puncak’ (aha experi-
            ence) dari Maslow, dan 3) pengalaman ‘mengalir’ (flow) dari Mihaly
            Csikszentmihalyi. Tiga pengalaman psikologis ini memiliki ciri yang
            sama sebagai pengalaman menyatu antara subjek dan objek. Bebera-
            pa penelitian memberikan bukti empiris bahwa emosi transenden ini,
                                           445
            terutama dipicu oleh alam semesta.  Berbagai penelitian telah me-
            neliti apa yang memunculkan emosi transenden semacam ini dan juga
            pengaruhnya. Mereka semua menekankan bahwa alam adalah sumber
            utama bagi orang-orang untuk ‘mengalami rasa kerohanian’ (experience
            a sense of spirituality).  Melalui emosi transenden paparan alam me-
                               446
            mengaruhi kesejahteraan psikologis. 447
                Pengalaman mistik James—suatu pengalaman spiritual dan reli-
            gius biasanya tak terlukiskan, benar, bersifat sementara (sejenak saja),
            pasif, dan dibawa oleh kekuatan yang dirasakan lebih tinggi.  Alam
            membangkitkan perasaan-perasaan ini karena tampaknya alam memi-
            liki kekuat  an aneh untuk membangkitkan  suasana mistis seperti
            itu.   Pe  ng  alaman mistik yang dipicu oleh alam menyampaikan rasa

            444  D. B. Yaden dkk., “The Varieties of Self-Transcendent Experience,” Review of
              General Psychology 21, (2017): 143–160. Doi: 10.1037/gpr0000102
            445  J. F. Talbot dan S. Kaplan, “Perspectives on Wilderness: Re-examining the Val- Buku ini tidak diperjualbelikan.
              ue of Extended Wilderness Experiences,” Journal of Environmental Psychology 6,
              (1986): 177–188. Doi: 10.1016/S0272-4944(86)80021-4
            446  I. K. dan A. J. P. Francis, “Spirituality Mediates the Relationship between En-
              gagement with Nature and Psychological Wellbeing,” Journal of Environmental
              Psychology 36, (2013): 136–143. https://doi.org/10.1016/j.jenvp.2013.07.013
            447  I. K. dan A. J. P. Francis, “Spirituality Mediates the Relationship between Engage-
              ment with Nature and Psychological Wellbeing,” 136–143.


           204    Neurosains Spiritual: Hubungan ...
   218   219   220   221   222   223   224   225   226   227   228