Page 356 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 356
802
dijangkau), dan anonymity (objek anonim). Objek tak habis-habis,
kebaruan, dan rangsangan kuat, menjadikan pornografi internet se-
bagai penggerak unik sistem pengimbalan otak.
Berdasarkan dua studi longitudinal dan eksperimental dengan ba-
sis ilmu ekonomi perilaku yang dilakukan oleh Amlung dkk. (2019)
ketagihan pornografi internet berimplikasi terhadap proses pengambil-
an keputusan. Pengguna pornografi cenderung mengabaikan hasil di
masa depan yang (boleh jadi) lebih besar dan lebih baik demi imbal-
an yang langsung didapatnya saat ini. Fenomena yang dikenal sebagai
delay discounting. Kesenangan masa depan didevaluasi alias direndah-
kan nilainya karena kepuasaan saat ini lebih menarik. Misalnya, Anda
memilih menikmati kue cokelat yang enak saat ini dan mengabaikan
keuntungan kesehatan dan berat badan yang normal di masa depan.
803
Penundaan diskon—dalam psikologi dikenal dengan istilah delayed sa-
tisfaction atau delayed gratification—dikaitkan dengan sejumlah gang-
guan psikiatrik yang dicirikan antara lain oleh perilaku impulsif, rang-
sangan erotis dan perilaku seksual berisiko. 804
Studi oleh O’Malley dkk. (2010) menunjukkan individu yang ter-
papar rangsangan seksual (misalnya, gambar orang yang menarik secara
seksual) menunjukkan tingkat delay discounting yang lebih tinggi (lebih
cepat tersedot ke kesenangan saat ini) dibandingkan mereka yang ter-
papar rangsangan non-erotik, seperti gambar Tupperware. Kesimpulan
dari studi ini mendukung hubungan antara delay discounting dengan
rangsangan seksual dari pornografi. 805
802 R. De Alarcón dkk., “Online Porn Addiction: What We Know and What We
Don’t-A Systematic Review,” Journal of Clinical Medicine 8, no. 1 (2019): pii E91.
803 S. Negash dkk., “Trading Later Rewards for Current Pleasure: Pornography
Consumption and Delay Discounting,” Journal of Sex Research 53, no. 6 (2016): Buku ini tidak diperjualbelikan.
689–700.
804 M. Amlung dkk., “Delay Discounting as a Transdiagnostic Process in Psychiat-
ric Disorders: A Meta-Analysis,” JAMA Psychiatry 76, no. 11 (2019): 1176–1186.
Lihat juga T. W. Fawcett dkk., “When Is It Adaptive to Be Patient? A General
Framework for Evaluating Delayed Rewards,” Behavioral Processes 89, 128–136.
805 K. O’Malley dkk., “Do Psychological Cues alter Our Discount Function?” North
American Journal of Psychology 12, (2010): 469–480.
Self Control 337