Page 386 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 386
Mengapa Ketidakpastian Membuat Cemas?
Mengapa ketidakpastian tentang ancaman di masa depan begitu meng-
ganggu dan menimbulkan, kegelisahan? Lima pendekatan berikut
memberikan wawasan mengapa kita takut, cemas dan gelisah mengha-
dapi masa depan yang tidak pasti. Pendekatan-pendekatan ini didasar-
kan pada kajian-kajian empiris di pelbagai bidang kehidupan.
Pertama, ketakutan pada hal yang tidak diketahui adalah hal men-
dasar dalam diri manusia. Ketakutan pada hal yang tidak diketahui
(fear of Unknown) adalah kecenderungan individu untuk mengalami
ketakutan yang disebabkan oleh tidak adanya informasi yang dirasakan
pada setiap tingkat kesadaran atau titik pemrosesan. Emosi manusia
yang tertua dan terkuat adalah ketakutan, dan jenis ketakutan ter-
tua dan terkuat adalah ketakutan akan hal yang tidak diketahui (ti-
dak adanya informasi). Ketiadaan informasi ini melahirkan perasaan
bermusuhan (aversive) yang nanti berkontribusi terhadap kecemasan.
Secara singkat, ketakutan mendasar terkait dengan adanya sensitivitas
terhadap kecemasan, yakni suatu kecenderungan untuk menilai gejala
atau sensasi yang terkait dengan kecemasan (misalnya, palpitasi, ge-
metar), yang sejatinya menggambarkan ketakutan akan konsekuensi
potensial yang ditimbulkan oleh sensasi kecemasan. Meskipun takut
terhadap ular, takut terhadap gelap dan takut terhadap ketinggian ada-
lah tiga ketakutan yang berbeda, ketiganya berpotensi menimbulkan
kecemasan. Pendapat ini dikenal sebagai Fear of the Unknown Theory
(FOTU). 861
Kedua, aktifnya sistem penghambat perilaku. Ketidakpastian yang
terkait dengan hal-hal baru, kejadian tak terduga dapat mengaktifkan
sistem penghambatan perilaku (behavioral inhibitory system/BIS) yang
menghasilkan pengalaman subjektif berbentuk kecemasan. Sistem ini
diaktifkan untuk membimbing perilaku dan memberikan panduan Buku ini tidak diperjualbelikan.
yang memungkinkan organisme untuk bertindak secara adaptif. Sistem
akan menunjukkan aktivitas berlebihan ketika adanya ancaman yang
tinggi. Situasi positif pun dapat memicu aktivasi sistem ini. Misal nya,
861 R. N. Carleton, “Fear of the Unknown: One Fear to Rule Them All?.” Journal of
Anxiety Disorders 41, (2016): 5–21.
Belief 367