Page 392 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 392
875
yang ketiganya terkait dengan mental imagery. Pada kasus ekstrem
ada aphantasia: seseorang tidak mampu membayangkan secara men-
tal dari hal sederhana hingga rumit. PC orang ini terganggu sehingga
otaknya tidak bisa membarui kesadaran internalnya dan karena itu ia
tidak bisa melakukan prediksi-prediksi. 876
Kalau yang Anda harapkan itu kemudian berbeda dengan infor-
masi yang masuk, maka terjadilah ‘kesalahan prediksi’. Kesalahan pre-
diksi menciptakan kondisi ketidakpastian (uncertainty), suatu keadaan
yang dapat membuat Anda cemas. Itulah sebabnya, seperti dikutip
dalam riset sebelumnya—relawan lebih tenang dengan pilihan ‘pasti’
merasakan rasa sakit daripada ‘mungkin’ merasakan rasa sakit. Kepas-
tian merasakan rasa sakit membuat relawan mengantisipasi dengan pel-
bagai cara. Secara mental pun telah siap. Ketidakpastian (‘mungkin’)
justru menimbulkan ketakutan dan kecemasan.
Untuk memperbaiki kesalahan prediksi dan ketidakpastian ini,
otak bekerja terus-menerus (PC) dengan menggunakan probabalitas
bayesian (disebut juga ‘otak bayesin’, diambil dari nama menteri dan
877
ilmuwan matematika Inggris Thomas Bayes/1701–1761). Otak
bayesian memungkinkan Anda memperbarui keyakinan berdasarkan
bukti baru yang dapat dihitung secara statistik sehingga dapat memas-
tikan tingkat kepercayaan Anda terhadap suatu peristiwa. Bukti baru,
878
dengan tingkat kepercayaan baru, dapat mengubah dan meningkat-
kan kepastian keyakinan Anda. Dengan ini, PC dan otak bayesian me-
nyusun fungsi universal otak sebagai mesin prediksi yang canggih. 879
875 S. T. Moulton dan S. M. Kosslyn, “Imagining Predictions: Mental Imagery as
Mental Emulation,” dalam Predictions in the Brain Using Our Past to Generate a
Future, diedit oleh M. Bar (New York: Oxford University Press, 2011), 95–104.
876 Istilah Aphantasia dikenalkan oleh Adam Zeman, soerang profesor Kognitif dan
Perilaku. Lihat A. Z. Zerman dkk., “Lives without Imagery-Congenital Aphanta-
sia,” Cortex 73, (2015): 378–380. Buku ini tidak diperjualbelikan.
877 A. Clark, “Whatever Next? Predictive Brains, Situated Agents, and the Future
of Cognitive Science,” Behavioral and Brain Sciences 36, no. 3 (2013): 181–204.
https://doi.org/10.1017/S0140525X12000477
878 Chennu dkk., “Expectation and Attention in Hierarchical Auditory Predic-
tion,” Journal of Neuroscience 33, no. 27 (2013): 11194–11205.
879 D. C. Knill dan A. Pouget, “The Bayesian Brain: The Role of Uncertainty in
Neural Coding and Computation,” Trends in Neurosciences 27, no. 12 (2004):
Belief 373