Page 394 - Neurosains Spiritual Hubungan Manusia, Alam dan Tuhan
P. 394

akan dijalani, misalnya apakah kita masih bisa makan dengan baik di
              masa depan atau masih bisa menghirup udara seperti ini di masa de-
              pan. Bagaimana manusia berhubungan satu sama lain adalah masalah
              kompleks di masa depan. 885
                  Pentingnya memahami otak prediktif ini terkait mekanisme
              bagaimana ketidakpastian itu muncul dan bagaimana otak mengelo-
              lanya. Ketidakpastian yang kompleks menjadi salah satu alasan ma-
              nusia membutuhkan kepercayaan pada Tuhan. Kepercayaan pada Tu-
              han merupakan salah satu strategi budaya berbasis norma yang relevan
              menghadapi ketidakpastian dan kecemasan.  Selain itu, menurut
                                                     886
              ilmuwan evolusi, otak adalah ‘Belief Generating Machine’. Memercayai
              sesuatu adalah hal yang niscaya dalam kehidupan manusia. Otaklah
                                 887
              yang memfasilitasinya.  Memercayai Tuhan dapat menjadi pengalam-
              an persepsional (proses top down) yang berfungsi sebagai ‘harapan’ se-
              bagaimana terjadi dengan efek plasebo menghadapi ketidakpastian
              yang kompleks. 888



              885  Bar, “The Proactive Brain: Using Analogies and Associations to Generate Predic-
                tions.” 
              886  M.  J. Lerner,  “The  Belief  in  a Just  World,”  dalam  The Belief in a Just World
                  (Boston: Springer, 1980). Lihat juga (1) Van den Bos dkk., “An Enquiry Con-
                cerning the Principles of Cultural Norms and Values: The Impact of Uncertain-
                ty and Mortality Salience on Reactions to Violations and Bolstering of Cultural
                Worldviews,” Journal of Experimental Social Psychology 41, no. 2 (2005): 91–113.
                https://doi.org/10.1016/j.jesp.2004.06.001
              887  Untuk memahami penggunaan penalaran Bayes terkait dengan kepercayaan
                  agama dapat dibaca dalam karya Richard Swinburne. The existence of God. Se-
                cond edition. Oxford University Press, 2004. Soal ini pula yang menjadi topik de-
                bat antara pendukung Teorema Bayesian untuk eksistensi Tuhan de ngan  Richard
                Dawkins, ilmuwan yang menentang keberadaan Tuhan. Dawkins mengkritik
                penggunaan teorema Bayesian ini untuk membuktikan bahwa Tuhan itu ada.
                Lihat “What Is Bayes’s Theorem, and How Can It Be Used to Assign Probabilities  Buku ini tidak diperjualbelikan.
                to Questions Such as the Existence of God? What Scientific Value Does It Have?”
                Scientific American. https://www.scientificamerican.com/article/what-is-bayess-
                theorem-an/
              888  Menurut definisi, plasebo mengacu pada ‘pengurangan gejala pada individu
                yang dihasilkan dari persepsi seseorang tentang intervensi terapeutik. Respons
                ini dapat dianggap sebagai peristiwa biologis dan psikologis. L. Vase dkk., “A
                Comparison of Placebo Effects in Clinical Analgesic Trials Versus Studies of Pla-
                cebo Analgesia,” Pain 99, no. 3 (2002): 443–452.

                                                                Belief  375
   389   390   391   392   393   394   395   396   397   398   399