Page 166 - A Man Called Ove
P. 166

Fredrik Backman

                  Ove mengangguk. Setelah menegaskan kepada diri
              sendiri bahwa gadis tiga tahun ini tampaknya cukup bisa
              memotivasi dirinya sendiri, dia mengalihkan perhatian kepada
              si gadis tujuh tahun. “Baiklah, dan bagaimana denganmu?”

                  “Apa maksudmu denganku?” jawab si gadis tujuh tahun
              dengan berang.
                  “Kau perlu makanan atau perlu pergi pipis atau hal
              semacam itu?”

                  Anak itu memandangnya seakan Ove baru saja
              menawarinya bir dan rokok. “Aku hampir DELAPAN tahun!
              Aku bisa pergi ke toilet SENDIRI!”
                  Ove langsung mengangkat kedua lengannya. “Pasti, pasti.
              Sialan. Maaf telah bertanya.”
                  “Mmmh,” dengus si gadis tujuh tahun.

                  “Kau ngumpat!” teriak si gadis tiga tahun ketika muncul
              kembali, sambil berlarian mondar-mandir di antara sepasang
              kaki celana panjang Ove.
                  Dengan ragu, Ove mengamati bencana alam cilik yang tata
              bahasanya menantang itu. Gadis tiga tahun itu mendongak
              dan seluruh wajahnya tersenyum kepada Ove.
                  “Baca!” perintahnya kepada Ove dengan bersemangat,
              sambil mengangkat sebuah buku dengan lengan terentang
              begitu lebar  hingga dia nyaris kehilangan keseimbangan.

                  Ove memandang buku itu, kurang lebih seakan baru
              saja menerima surat berantai yang bersikeras mengatakan
              buku itu sesungguhnya adalah pangeran Nigeria yang
              punya “peluang investasi sangat menguntungkan” untuk



                                        161
   161   162   163   164   165   166   167   168   169   170   171