Page 162 - A Man Called Ove
P. 162
Fredrik Backman
Ove bukan jenis lelaki yang mau menahan diri untuk
tidak berteriak: “Kau hanya polisi gadungan!” kepada petugas
parkir. Itu saja yang perlu dikatakan mengenai peristiwa itu.
Seseorang pergi ke rumah sakit untuk mati, Ove tahu itu.
Sudah cukup jika negara ingin dibayar atas segala yang orang
lakukan semasa hidup. Namun ketika negara juga menagih
uang parkir ketika orang akan mati, Ove mengganggap itu
keterlaluan. Dia menjelaskan hal ini dengan panjang lebar
kepada petugas parkir. Dan saat itulah, petugas parkir mulai
melambai-lambaikan buku dendanya kepada Ove. Saat itu
juga, Parvaneh mulai berang dan mengatakan dengan senang
hati dia bersedia membayar. Seakan itu bagian penting dari
diskusinya.
Kaum perempuan seakan tidak memahami prinsip.
Ove mendengar gadis tujuh tahun mengeluh di depannya
tentang pakaian yang berbau asap knalpot. Walaupun mereka
terus membuka semua jendela Saab di sepanjang perjalanan,
mustahil untuk mengusir bau itu. Ibu mereka bertanya apa
yang sesungguhnya dilakukan Ove di dalam garasi, tapi
Ove hanya menjawab dengan suara yang kurang lebih sama
seperti ketika kau mencoba memindahkan bak mandi dengan
menyeretnya melintasi ubin.
Tentu saja bagi si gadis tiga tahun, bisa bermobil dengan
semua jendela terbuka walaupun suhu di luar di bawah nol,
merupakan petualangan terbesar dalam hidupnya. Sebaliknya,
si gadis tujuh tahun membenamkan wajah ke dalam syal
dan mengungkapkan jauh lebih banyak kecurigaan. Dia
merasa jengkel karena pantatnya terus menggelincir di atas
157