Page 158 - A Man Called Ove
P. 158
Fredrik Backman
Dia mempertahankan pekerjaan sebagai petugas
kebersihan malam, tapi berhenti dari pekerjaan di tempat
konstruksi. Dia tidak lagi punya rumah yang harus dibangun.
Lagi pula, pada saat itu, dia telah belajar begitu banyak
mengenai pembangunan, sehingga tidak ada lagi yang bisa
diajarkan oleh para lelaki berhelm itu kepadanya.
Sebagai hadiah perpisahan, mereka memberinya kotak
perkakas. Kali ini dengan perkakas baru. “Untuk si anak
bawang. Untuk membantumu membangun sesuatu yang
bertahan lama,” tulis mereka pada secarik kertas.
Ove tidak langsung membutuhkan kotak perkakas itu,
jadi dia menentengnya ke mana-mana selama beberapa
hari. Akhirnya, perempuan tua yang menyewakan kamar
kepadanya merasa iba dan mulai mencari hal-hal di
seputar rumah yang bisa diperbaiki oleh Ove. Cara itu lebih
menenangkan bagi mereka berdua.
Menjelang akhir tahun itu, Ove mengikuti wajib militer.
Dia meraih nilai tertinggi untuk semua tes fi sik. Petugas
perekrut menyukai pemuda pendiam yang seakan sekuat
beruang itu. Dia mendesak Ove agar mempertimbangkan
karier sebagai tentara profesional. Itu terdengar bagus bagi
Ove.
Tentara militer mengenakan seragam dan mematuhi
perintah. Mereka semua tahu apa yang mereka kerjakan.
Mereka semua punya fungsi. Segalanya punya tempat.
Ove merasa sesungguhnya dirinya bisa sebaik tentara.
Sesungguhnya, ketika menuruni tangga menuju pemeriksaan
medis wajib, hatinya merasa lebih ringan dibanding dengan
yang dirasakannya selama bertahun-tahun. Seakan secara
153