Page 164 - A Man Called Ove
P. 164
Fredrik Backman
“Kurasa dia pergi ke toilet,” gumam si gadis tujuh tahun.
“Badot!” kata si gadis tiga tahun sambil menunjuk plang
dengan riang.
“Kau tahu, kau harus membayar untuk bisa pergi ke
toilet?” teriak Ove tidak percaya.
Parvaneh berbalik dan memandang Ove dengan garang.
“Kau perlu uang receh?”
Ove tampak tersinggung. “Mengapa aku perlu uang
receh?”
“Untuk toilet?”
“Aku tidak perlu pergi ke toilet.”
“Tapi kau bilang…,” kata perempuan itu memulai, lalu
terdiam dan menggeleng-gelengkan kepala. “Lupakan,
lupakan saja…. Kapan tiket parkirnya berakhir?” tanyanya.
“Sepuluh menit lagi.”
Parvaneh mengerang. “Apa kau tidak mengerti ini akan
memerlukan waktu lebih dari sepuluh menit?”
“Kalau begitu, sepuluh menit lagi aku akan keluar dan
memasukkan uang ke meteran parkir,” jawab Ove, seakan
ini sudah sangat jelas.
“Mengapa tidak membayar untuk waktu lebih lama agar
kau tidak perlu repot-repot?” tanya Parvaneh, dan begitu
pertanyaan itu meluncur dari bibirnya, dia tampak seakan
berharap tidak bicara.
“Karena itulah tepatnya yang mereka inginkan! Mereka
tidak bakal mendapat banyak uang untuk waktu yang
mungkin tidak akan kita gunakan!”
159