Page 172 - A Man Called Ove
P. 172
Fredrik Backman
menyapa ayah mereka,” jelasnya kepada kedua petugas
keamanan itu.
“Ayah jatuh!” kata gadis tiga tahun.
“Baiklah,” kata salah seorang petugas keamanan sambil
mengangguk.
“Tapi, yang ini tetap di sini,” kata petugas keamanan
yang satu lagi sambil menunjuk Ove.
“Aku tidak memukulnya. Hanya sedikit mendorongnya,”
gumam Ove menambahkan, “Dasar polisi gadungan sialan,”
sekadar membuat dirinya merasa lebih baik.
“Sejujurnya dia juga tidak pintar sulap,” gerutu si gadis
tujuh tahun membela Ove saat mereka pergi menjenguk ayah
mereka.
Satu jam kemudian, mereka kembali berada di garasi
Ove. Sebelah lengan dan sebelah kaki si Kerempeng diperban
dan harus menginap di rumah sakit selama beberapa hari,
kata Parvaneh. Ketika perempuan itu mengatakannya,
Ove harus menggigit bibir keras-keras agar tidak tertawa.
Sesungguhnyalah, dia punya perasaan Parvaneh sedang
melakukan hal sama. Saab itu masih berbau asap knalpot
ketika Ove mengumpulkan lembaran koran dari kursi-
kursinya.
“Kumohon, Ove, kau yakin tidak membolehkanku
membayar uang denda parkir?” tanya Parvaneh.
“Apakah ini mobilmu?” gerutu Ove.
“Bukan.”
“Nah,” jawab Ove.
167