Page 174 - A Man Called Ove
P. 174

Fredrik Backman

                  “Dan, kurasa kami juga punya radiator yang tidak
              berfungsi,” imbuh Parvaneh sambil lalu. “Maukah kau
              memeriksanya? Kau tahulah, Patrick tidak tahu cara
              memperbaiki benda-benda semacam itu,” katanya sambil
              menggandeng si gadis tiga tahun.

                  Ove mengangguk perlahan-lahan. “Ya. Sudah kuduga.”
                  Parvaneh mengangguk. Lalu, mendadak dia tersenyum
              puas. “Dan tidak mungkin membiarkan kedua gadis cilik itu
              mati beku malam ini, kan? Cukuplah sudah mereka harus
              menyaksikanmu menyerang badut.”

                  Ove memandang Parvaneh dengan masam. Diam-diam,
              kepada dirinya sendiri, seakan bernegosiasi, Ove mengaku
              bahwa dia tidak mungkin membiarkan anak-anak itu tewas,
              hanya karena ayah mereka yang payah itu tidak bisa membuka
              jendela tanpa terjatuh dari tangga. Akan ada banyak sekali
              omelan dari istrinya, seandainya Ove pergi dan tiba di alam

              baka dengan kualifikasi baru sebagai pembunuh anak.
                  Ove memungut selang plastik dari lantai, lalu meng-
              gantungkannya pada pengait di dinding. Mengunci Saab.
              Menutup garasi. Menarik pegangan pintunya tiga kali untuk
              memastikan garasi itu tertutup. Lalu pergi mengambil
              perkakas dari gudang.
                  Besok sama baiknya dengan hari lain untuk bunuh diri.[]













                                        169
   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178   179