Page 177 - A Man Called Ove
P. 177
A Man Called Ove
ternyata itu tidak menjadi masalah besar seperti yang
dipikirkannya.
Perempuan itu suka bicara dan Ove suka membisu.
Jika direnungkan kembali, Ove menganggap itulah yang
dimaksudkan orang ketika mengatakan adanya dua orang
yang saling melengkapi.
Bertahun-tahun kemudian, Sonja mengatakan bahwa dia
menganggap Ove agak membingungkan ketika duduk di
sampingnya, di gerbong kereta api itu. Secara keseluruhan,
Ove kasar dan blak blakan. Bahunya bidang dan lengannya
begitu berotot hingga meregangkan kain kemejanya. Dan
matanya ramah.
Ove mendengarkan ketika Sonja bicara, dan Sonja senang
membuat Ove tersenyum. Bagaimanapun, perjalanan ke
sekolah begitu membosankan sehingga punya teman saja
rasanya sudah menyenangkan.
Perempuan itu sedang sekolah untuk menjadi guru.
Menaiki kereta api setiap hari, berganti kereta api setelah
sepuluh atau dua puluh kilometer, lalu naik bus. Secara
keseluruhan, bagi Ove itu perjalanan satu setengah jam
ke arah yang keliru. Ketika mereka melintasi peron untuk
kali pertama itu, berdampingan, dan ketika Ove berdiri di
sampingnya di halte bus, barulah perempuan itu bertanya apa
yang dilakukan Ove di sana. Dan ketika Ove menyadari dia
hanya berada kira-kira lima kilometer dari barak-barak militer
yang seharusnya menjadi tempatnya seandainya jantungnya
tidak bermasalah, kata-kata itu meluncur keluar dari bibirnya
sebelum dia mengerti mengapa.
172