Page 173 - A Man Called Ove
P. 173

A Man Called Ove

                “Tapi, itu kan kesalahanku juga,” ulang Parvaneh dengan
            khawatir.

                “Bukan kau yang mengenakan denda parkir. Dewan
            kota yang melakukannya. Jadi, itu kesalahan dewan kota
            sialan,” kata Ove sambil menutup pintu Saab. “Juga polisi-
            polisi gadungan di rumah sakit,” imbuhnya.
                Jelas dia masih sangat marah karena kedua petugas
            keamanan itu memaksanya agar duduk tak bergerak di
            bangku itu hingga Parvaneh kembali untuk menjemputnya
            dan mereka pulang. Seakan dia tidak bisa dipercaya untuk
            berkeliaran dengan bebas di antara para pengunjung rumah
            sakit lainnya.

                Parvaneh memandang Ove untuk waktu lama dalam
            keheningan yang serius. Si gadis tujuh tahun merasa bosan
            menunggu, lalu mulai berjalan melintasi area parkir menuju
            rumah mereka. Si gadis tiga tahun memandang Ove dengan
            senyum berseri-seri.
                “Kau lucu!” Dia tersenyum.
                Ove memandangnya dan memasukkan tangan ke saku
            celana panjang. “Ah ha, ah ha. Ternyata, kau lumayan juga.”

                Si gadis tiga tahun mengangguk kegirangan. Parvaneh
            memandang Ove, memandang selang plastik di lantai garasi
            Ove. Kembali memandang Ove, sedikit khawatir.
                “Aku bisa sedikit membantu memindahkan tangga itu…,”
            kata Parvaneh, seakan dia sedang berada di tengah pikiran
            yang jauh lebih panjang.
                Ove menendang aspal sambil menerawang.




                                       168
   168   169   170   171   172   173   174   175   176   177   178