Page 345 - A Man Called Ove
P. 345
A Man Called Ove
Selama bertahun-tahun, Sonja mengomelinya agar mereka
pindah ke kamar tamu kosong di lantai bawah, tapi Ove
menolak. Setelah kira-kira sepuluh tahun, Sonja menyadari
bahwa inilah cara Ove untuk menunjukkan kepadanya bahwa
dia tidak bermaksud untuk menyerah. Bahwa Tuhan, semesta,
dan segala hal lainnya tidak akan diizinkan untuk menang.
Bahwa babi-babi itu bisa minggat saja ke neraka. Jadi Sonja
berhenti mengomel.
Pada Jumat malam mereka duduk hingga pukul sepuluh
lewat tiga puluh untuk menonton televisi. Pada hari Sabtu
mereka menyantap sarapan yang terlambat, terkadang
hingga pukul delapan. Lalu mereka pergi untuk mengerjakan
beberapa hal. Toko bangunan, toko perabot, dan pusat
tanaman. Sonja membeli tanah dan Ove gemar melihat-lihat
perkakas. Mereka hanya punya rumah bandar kecil dengan
ruangan mungil di luar, tapi tampaknya selalu ada sesuatu
untuk ditanam dan sesuatu untuk dibangun.
Dalam perjalanan pulang, mereka berhenti untuk makan
es krim. Sonja menikmati es krim cokelat, sedangkan Ove
menikmati es krim dengan kacang. Sekali setahun mereka
menaikkan harga sebesar satu krona per es krim dan, seperti
kata Sonja, Ove akan “mengamuk”. Setibanya mereka di
rumah, Sonja akan bergulir keluar dari pintu teras kecil ke
beranda dan Ove akan membantunya bangkit dari kursi dan
dengan lembut mendudukkannya di tanah sehingga Sonja
bisa berkebun di petak bunga kesayangannya.
Sementara itu, Ove akan mengambil obeng dan meng-
hilang ke dalam rumah. Itulah hal terbaik dari rumah mereka.
340