Page 344 - A Man Called Ove
P. 344
Fredrik Backman
Parvaneh dan Patrick memundurkan mobil ke kotak suratnya,
dia nyaris tidak ingat mengucapkan sepatah kata pun kepada
orang lain semenjak Sonja tiada.
Terkadang dia lupa makan malam. Sejauh ingatannya,
hal itu tidak pernah terjadi sebelumnya. Tidak pernah, sejak
dia duduk bersama Sonja di kereta api itu hampir empat
puluh tahun lalu. Selama ada Sonja, mereka punya rutinitas.
Ove bangun pukul enam kurang seperempat, membuat kopi,
pergi melakukan inspeksinya. Pada pukul enam lewat tiga
puluh Sonja telah mandi, lalu mereka menyantap sarapan dan
minum kopi. Sonja makan telur; Ove makan roti. Pada pukul
tujuh lewat lima, Ove membopong Sonja ke kursi depan Saab,
memasukkan kursi roda Sonja ke bagasi, lalu mengantarnya
ke sekolah. Lalu Ove pergi bekerja.
Pada pukul sepuluh kurang seperempat, mereka
menikmati rehat kopi secara terpisah. Sonja memasukkan
susu ke dalam kopinya; Ove minum kopi hitam. Pada pukul
dua belas, mereka menyantap makan siang. Pada pukul tiga
kurang seperempat, mereka menikmati rehat kopi lagi. Pada
pukul lima kurang seperempat, Ove menjemput Sonja di
pekarangan depan sekolah, membopongnya ke kursi depan,
dan memasukkan kursi roda ke bagasi. Pada pukul enam
mereka berada di meja dapur menyantap makan malam,
biasanya berupa daging, kentang, dan saus. Hidangan favorit
Ove.
Lalu Sonja menggarap teka-teki silang dengan kaki bersila
di sofa, sementara Ove menyibukkan diri di dalam gudang
perkakas dan menonton berita. Pada pukul sembilan lewat tiga
puluh, Ove membopong Sonja ke kamar tidur di lantai atas.
339