Page 340 - A Man Called Ove
P. 340
Fredrik Backman
“Kucing itu? Itu kucingmu?”
“Bukan,” jawab Ove.
Bukan karena dia ingin mengatakan bahwa itu bukan
kucingnya, tapi lebih karena dia ingin menjelaskan bahwa
si kucing tidak ada yang punya.
“Kucing keluar! Hewan dilarang di kafe!” Amel
memangkas pengucapan konsonan-konsonannya, hingga
semua konsonan itu berlompatan seperti anak nakal yang
tepergok di dalam kalimat.
Dengan tertarik Ove memandang kipas-pemanas di atas
kepala Amel. Lalu memandang si kucing di bangku bar. Lalu
kotak perkakas yang masih dipegang Adrian. Lalu dia kembali
memandang kipas pemanas. Dan memandang Amel.
“Jika aku memperbaiki kipas pemanas itu untukmu, si
kucing tetap di dalam.”
Ove cenderung mengatakan hal ini sebagai pernyataan,
bukan pertanyaan. Sejenak Amel seakan tidak bisa menguasai
diri. Ketika sudah memulihkan ketenangan, dengan cara
yang mungkin tidak akan bisa dijelaskannya setelah itu, dia
berubah menjadi lelaki yang memegangi tangga, alih-alih
lelaki yang berdiri di atas tangga. Ove mengotak-atik di atas
sana selama beberapa menit, menuruni tangga, mengusapkan
telapak tangan pada celana panjangnya, lalu menyerahkan
obeng dan kunci pas kecil kepada bocah berjelaga.
“Kau berhasil!” teriak Amel seketika, ketika kipas-
pemanas itu meletup-letup dan menyala kembali.
Dengan bersemangat, dia meraih bahu Ove.
“Wiski? Kau mau? Di dapurku ada wiski!”
335