Page 336 - A Man Called Ove
P. 336
Fredrik Backman
“Kau banci, kan?”
“OVE!” kata Parvaneh sambil menampar lengan Ove.
Ove menarik lengan dan tampak sangat tersinggung.
“Apa?!”
“Kau tidak boleh berkata … kau tidak boleh menyebutnya
seperti itu,” kata Parvaneh. Jelas dia tidak mau mengucapkan
kata itu lagi.
“Banci?” tanya Ove.
Parvaneh berupaya memukul lengan Ove lagi, tapi Ove
terlalu cepat menghindar.
“Jangan bicara seperti itu!” perintahnya.
Ove berpaling kepada bocah berjelaga itu, tampak benar-
benar kebingungan.
“Tidak bolehkah orang berkata banci? Apa yang
seharusnya dikatakan sekarang ini?”
“Kau mengatakan homoseksual. Atau LGBT,” sela
Parvaneh, sebelum dia sempat menghentikan dirinya sendiri.
“Ah, kau bisa berkata apa pun sesukamu, tidak apa-apa.”
Bocah laki-laki itu tersenyum sambil berjalan memutari meja
dan mengenakan celemek.
“Baiklah, bagus. Bagus karena sudah jelas. Kalau begitu,
kau salah seorang banci,” gumam Ove. Parvaneh menggeleng-
gelengkan kepala meminta maaf; bocah laki-laki itu hanya
tertawa.
“Baiklah,” kata Ove sambil mengangguk, dan mulai
menuang kopi untuk dirinya sendiri ketika ketel penapis
kopi itu masih bekerja.
331