Page 337 - A Man Called Ove
P. 337

A Man Called Ove

                Lalu dia mengambil cangkir kopinya dan, tanpa meng-
            ucapkan sepatah kata pun lagi, pergi ke area parkir di luar.
            Bocah berjelaga tidak berkomentar mengenai Ove yang
            membawa cangkir ke luar. Itu seakan tidak begitu perlu
            mengingat situasinya, karena lelaki ini, lima menit setelah
            kedatangannya di kafe bocah laki-laki itu, sudah mengangkat
            dirinya sendiri sebagai barista dan menginterogasinya
            mengenai preferensi seksualnya.

                Adrian sedang berdiri di luar, di samping Saab, tampak
            seakan baru saja tersesat di hutan.
                “Tidak ada masalah, kan?” tanya Ove retoris, sambil
            menyeruput kopi dan memandang sepeda yang bahkan
            belum dilepaskan oleh Adrian dari bagian belakang mobil.

                “Ah … kau tahulah. Ada semacam masalah. Yah,” kata
            Adrian memulai sambil menggaruk-garuk dada tanpa sadar.
                Ove mengamatinya selama kira-kira setengah menit.
            Kembali meneguk kopi. Mengangguk jengkel, seperti
            seseorang yang baru saja memencet avokad dan mendapati
            buah itu kematangan. Dengan paksa, dia menyerahkan cangkir
            kopinya ke tangan bocah laki-laki itu, lalu melangkah maju
            untuk menurunkan sepeda. Membalik sepeda dan membuka
            kotak perkakas yang dibawa oleh pemuda itu dari kafe.
                “Tidak pernahkah ayahmu mengajarimu memperbaiki
            sepeda?” tanya Ove tanpa memandang  Adrian, sambil
            membungkuk di atas ban berlubang.

                “Ayahku di penjara,” jawab Adrian nyaris tak terdengar,
            sambil menggaruk-garuk bahu dan memandang ke sekeliling,
            seakan ingin mencari lubang hitam besar untuk dimasuki. Ove


                                       332
   332   333   334   335   336   337   338   339   340   341   342