Page 333 - A Man Called Ove
P. 333

A Man Called Ove

                “Ya.”

                “Dengan susu?”
                “Jika diberi susu, namanya bukan kopi hitam.”

                Adrian memindahkan beberapa mangkuk gula di meja.
            Terutama, hanya agar dia punya sesuatu untuk dilakukan
            sehingga tidak tampak terlalu tolol. Sudah agak terlambat
            untuk itu, pikir Ove.
                “Kopi tapis biasa. Kopi tapis sialan biasa,” ulang Ove.
                Adrian mengangguk.

                “Oh, itu … Wah. Aku tidak tahu cara membuatnya.”
                Dengan agresif, Ove menunjuk ketel penapis kopi di
            pojok, yang nyaris tak terlihat di balik mesin perak raksasa
            mirip kapal ruang angkasa yang, dipahami Ove, mereka
            gunakan untuk membuat espresso.
                “Oh, yang itu,” kata Adrian, seakan baru saja paham.
            “Ah … aku tidak begitu tahu cara menggunakannya.”

                “Sialan. Seharusnya sudah kuduga …,” gumam Ove
            sambil berjalan memutari meja dan menangani sendiri
            masalahnya.
                “Bisakah seseorang memberitahuku untuk apa kita ke
            sini?” tanya Parvaneh.
                “Pemuda ini punya sepeda yang perlu diperbaiki,” jelas
            Ove sambil menuang air ke dalam wadah.

                “Sepeda yang kita angkut di bagian belakang mobil?”
                “Kau membawanya kemari? Terima kasih, Ove!”
                “Kau tidak punya mobil, kan?” jawab Ove sambil
            menggeledah lemari untuk mencari saringan kopi.


                                       328
   328   329   330   331   332   333   334   335   336   337   338